Wow! Soto Daging Gerobak di Surabaya Ini Tiap Hari Buka Cuma 2 Jam

Warga menikmati soto daging gerobak Sonhaji di Surabaya
Sumber :
  • VIVA Jatim/Mokhamad Dofir

Surabaya, VIVA Jatim – Penjual soto daging mudah dijumpai di berbagai penjuru Kota Surabaya. Usaha kuliner khas Pulau Madura itu biasanya berjualan sepanjang hari. Namun tak sedikit pula hanya bisa ditemui di waktu pagi, seperti soto daging gerobak milik Sonhaji (53) ini. Ia hanya berjualan mulai pukul 06.30 WIB sampai 08.30 WIB.

Resep Sajian Istimewa di Akhir Pekan: Ayam Rica-rica Kemangi

Di Jalan Raya Rungkut Industri, Kelurahan Rungkut Kidul, Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, atau tepatnya di depan Kantor Cabang Pembantu Bank Maspion, Sonhaji setiap hari berjualan melayani pelanggan setianya.

"Kalau buka setiap jam 06.30 WIB, tutup ya nunggu habis. Biasanya jam 08.30 WIB sudah tutup," katanya kepada VIVA Jatim sembari sibuk meladeni pesanan pembeli yang mengantre, Minggu 14 Januari 2024.

Gekrafs Jatim Bagikan Ratusan Makanan Bergizi di Bangkalan

 

 

Menikmati Bakso Cak So, Kuliner Legendaris Malang dengan Konsep Prasmanan yang Menggungah Selera

Soto daging Sonhaji

Photo :
  • VIVA Jatim/Mokhamad Dofir

 

 

Bahkan tak jarang usahanya tutup lebih awal, hanya dalam hitungan menit atau kurang dari satu jam. Katanya semua tergantung persediaan. Kalau soto dagingnya habis, ya pulang.

Dalam sehari, pria asal Kabupaten Bangkalan ini rutin menyediakan sekitar 90 porsi soto daging yang dibanderol seharga Rp 12 ribu per mangkuk.

Persediaan sejumlah itu menurutnya lebih dari cukup. Sebab, kalau ditambahi lagi, malah dikhawatirkan soto daging tidak terjual habis. Apalagi kata dia, lokasinya berjualan di depan bank yang mulai beroperasi pada pukul 09.00 WIB.

"Nanti mengganggu pelayanan bank katanya nggak apa-apa, tapi nggak enak saja," lanjut dia.

Lagian juga ia bilang, dirinya sering menerima pesanan soto daging di acara-acara tertentu. Sehingga tak punya cukup waktu bila harus berjualan sepanjang hari.

"Menerima pesanan juga, khusus siang atau malam hari. Kalau pagi ya nggak bisa, harus jualan di sini," imbuh Sonhaji.

Lantas apa rahasia sehingga usaha jualan soto dagingnya selalu laris manis diburu pecinta kuliner? Sonhaji menyampaikan kuncinya berada di rasa, pelayanan dan harus ramah kepada pelanggan.

"Ojo ngamukan, guyon ae [jangan suka marah, sering bercanda]," singkatnya.

Pengakuan Sonhaji itu ada benarnya, karena selama VIVA Jatim berkesempatan memesan seporsi soto daging, ia sigap menyiapkan, sambil bertanya isian soto sesuai selera. Ada pilihan isi daging saja, campur atau full jeroan.

Saat berinteraksi dengan pelanggan, acapkali gurauan ia lontarkan. Seperti porsi yang masih dianggap kurang atau rasa keasinan. "Kurang banyak, boleh minta. Beres dah pokoknya," celetuk dia.

Aksi itu membuat gerobak soto daging Sonhaji selalu dipenuhi antrian pelanggan, memenuhi beberapa bangku panjang yang disediakan. Para pelanggan kemudian secara bergantian mendapatkan pesanannya, berupa semangkuk soto daging dengan irisan jeruk nipis.

"Monggo kecap asin atau manis ada, barangkali rasa masih kurang," katanya lagi.

Jika ingin nambah kerupuk, pelanggan bisa mengambil pada kotak kaleng yang ada. Pun dengan air minum juga boleh mengambil sendiri pada kardus berisi segelas air mineral. Masing-masing kerupuk dan segekas air minum dihargai Rp 1000.

Benar saja, usai dicicipi, soto daging Sonhaji memang terasa nikmat. Isiannya cukup banyak. Perpaduan asam dari jeruk nipis dengan lezatnya kuah kuning membikin semangkuk soto daging Sonhaji habis dalam waktu sekejap.

"Semuanya Rp 14 ribu," tandasnya saat VIVA Jatim hendak membayar.