Sampoerna Academy Berharap STEAM Expo 2025 Melahirkan Banyak Inovasi
- Rahmat Fajar
"Memang acara-acara seperti sangat kami harapkan di BRIN itu bentuk kolaborasi yang dapat memajukan dunia riset di Indonesia," katanya.
Lebih lanjut, Fariz mengungkapkan sejauh ini riset dari periset pemula sudah banyak bermunculan. Ia berharap kegiatan seperti ini lebih banyak diekspos untuk memberikan semangat kepada periset pemula. Sehingga bisa menumbuhkan pengetahuan bahwa dunia riset itu menyenangkan.
STEAM Coordinator Sampoerna Academy, Matshidiso Makena menjelaskan alasannya fokus kepada teknologi hijau dan berkelanjutan yang mana menjadi solusi dari tantangan masa depan. Menurutnya agar generasi muda siap menghadapi tantangan global dan mendorong inovasi ramah lingkungan.
"Dan membangkitkan kesadaran dalam menjaga kelestarian bumi demi masa depan yang lebih baik," jelasnya.
Pada event ini terdapat beberapa proyek STEAM karya siswa yang menjadi sorotan utama serta sejalan dengan fokus yang diterapkan yakni teknologi hijau dan berkelanjutan. Pertama, ada Zero Hunger: Frankenstein karya Darryl Marshall, I Gede Arjuna, dan Jennifer Natalie dari Grade 8B.
Karya mereka berupa orang-orangan sawah yang menggunakan sistem solar dan aktivasi suara untuk menggantikan peran pestisida untuk membasmi serangga dan hama.
Kemudian terdapat Terracotta Air Cooler karya Sophia, Sabina, dan Rory dari Grade 4B. Pendingin buatan ini menggunakan tanah liat untuk menyerap panas dari luar, sehingga membuat udara sekitar menjadi lebih sejuk.