4 Jenis Mangga Food Estate Gresik yang Diresmikan Jokowi
- Humas Pemprov Jatim
Jatim – Presiden Jokowi meresmikan Food Estate Mangga di Kabupaten Gresik baru-baru ini. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimis keberadaan Food Estate Mangga itu akan mengungkit kesejahteraan warga Gresik, khususnya petani mangga, serta warga Jawa Timur secara luas.
Sebagaimana diketahui, Food Estate merupakan program nasional yang bertujuan untuk membangun kawasan sentra produksi pangan. Sedangkan Food Estate Mangga yang ada di Gresik ini merupakan kawasan mangga terintegrasi berskala luas yang pertama dikembangkan di Indonesia.
Di bawah pengelolaan PT Galasari Gunung Sejahtera, food estate ini akan mengembangkan mangga varietas Malaba, Gadung-21, Arummanis, dan Garifta. Empat jenis mangga ini akan dikembangkan di empat kecamatan di Gresik, yaitu di Kecamatan Dukun seluas 1.205 hektare, di Kecamatan Sidayu 1.506 hektare, di Kecamatan Panceng 2.410 hektare, dan di Kecamatan Ujungpangkah seluas 903 hektare.
Hingga tahun 2024, total pengembangan Food Estate Mangga di Kabupaten Gresik ditargetkan mencapai 6.024 hektare dengan melibatkan 12.048 petani. “Pengembangan sektor pertanian harus dilakukan dari hulu ke hilir. Dan apa yang ada di Food Estate Mangga ini melibatkan banyak stakeholder, hulu hingga hilir. Mulai dari sarana prasarana, alsintan, petani/gapoktan, offtaker sampai dengan industri modern,” kata Khofifah dikutip VivaJatim, Selasa, 23 Agustus 2022.
Khofifah menguraikan, yang tidak kalah penting dalam proses hulu-hilir mangga ini adalah keberadaan offtaker atau pelaku usaha/penjamin hasil produksi hortikultura. Kemitraan antara kelompok tani dengan pelaku usaha (offtaker) ini penting agar hasil dari produk hortikultura bisa lebih optimal.
Di mana dalam proses pemasaran mangga di PT Galasari Gunung Sejahtera (PT GGS) ini, Plasma/Kebun Inti ke packing house PT GGS lalu ke Pasar Modern, Horeka. Pada model ini, mangga dari kebun plasma atau kebun inti milik dikirim ke packing house PT GGS untuk dilakukan sortasi dan selanjutnya dipasarkan ke pasar modern dan untuk memenuhi kebutuhan Horeka.
“Saat ini baru sekitar 50 persen yang bisa masuk pasar supermarket, sementara 50 persen lainnya dijadikan olahan seperti jus, buah potong beku, dodol, es krim, keripik dan kue. Dengan adanya offtaker ini maka produk hortikulutra akan memiliki nilai tambah karena produk yang ditanam adalah merupakan kebutuhan pasar,” ujar Khofifah.
Food Estate mangga di Gresik ini menggunakan teknologi pengembangan mangga jarak tanam rapat atau disebut dengan teknologi HDP (High Density Planting), teknologi penggantian varietas tidak produktif dengan varietas unggulan (Top Working) dan Teknologi pembuahan di luar musim (Off Season), pemupukan berimbang, irigasi, dan pengendalian hama/penyakit.
“Selain budidaya, juga akan dikembangkan teknologi pascapanen primer dan sekunder. Rencananya model bisnis mangga yang dikembangkan di Food Estate Gresik disusun dengan kaidah pengelolaan usaha yang dilakukan secara terintegrasi dari hulu ke hilir dengan melibatkan petani sebagai pelaku utama dalam skala ekonomi yang layak,” kata Khofifah.
Seperti diketahui, produksi Mangga di Jatim memberikan kontribusi terbesar di tingkat nasional yaitu sebesar 1,2 juta ton (42 persen), dengan luas areal 15.547 hektare atau dengan jumlah pohon yang menghasilkan sebanyak 17.273.128 pohon, dan produksinya sebesar 1.167.114 ton.
Kabupaten Gresik sendiri merupakan salah satu sentra produksi mangga di Jatim dengan luas areal tanam seluas 9.702 hektare, jumlah pohon yang menghasilkan sebanyak 2.532.614 pohon, dengan produksi sebesar 67.592 ton dan produktivitas 7 ton/ha.