Kematian Manusia Bisa Diprediksi dengan Kalkulator AI
- viva.co.id
"Model ini dapat memprediksi hampir semua hal," kata Lehmann kepada The Post, yang mencatat bahwa tim risetnya juga menggunakan program khusus ini untuk meramalkan kepribadian dan keputusan seseorang dalam melakukan perpindahan internasional.
Pasukan Lehmann meneliti populasi subjek yang heterogen yang terdiri dari 6 juta orang Denmark, yang bervariasi dalam hal jenis kelamin dan usia, antara tahun 2008 dan 2020. Para analis menggunakan life2vec untuk menemukan subjek mana yang kemungkinan besar akan hidup setidaknya empat tahun setelah 1 Januari 2016.
Skala dataset kami memungkinkan kami untuk membangun representasi tingkat urutan lintasan kehidupan manusia, yang merinci bagaimana setiap orang bergerak dari waktu ke waktu," demikian bunyi laporan tersebut.
"Kami dapat mengamati bagaimana kehidupan individu berevolusi dalam ruang dengan beragam jenis peristiwa (informasi tentang serangan jantung bercampur dengan kenaikan gaji atau informasi tentang pindah dari daerah perkotaan ke pedesaan)."
Para peneliti memberikan informasi spesifik AI pada setiap peserta penelitian, menggunakan bahasa sederhana seperti: "Pada bulan September 2012, Francisco menerima 20.000 kroner Denmark sebagai penjaga di sebuah kastil di Elsinore" atau "Selama tahun ketiganya di sekolah asrama menengah, Hermione mengikuti lima kelas pilihan."
Mereka kemudian memberikan token digital yang berbeda untuk setiap bagian data, yang semuanya dikategorikan secara spesifik. Misalnya, patah tulang lengan bawah diwakili sebagai S52; bekerja di toko tembakau diberi kode IND4726, pendapatan diwakili oleh 100 token digital yang berbeda; dan "pendarahan pasca melahirkan" adalah O72.
Dengan menggunakan informasi yang diberikan, life2vec hampir secara sempurna memprediksi siapa yang akan meninggal pada tahun 2020 lebih dari tiga perempat waktu.