Fantastis! Utang Luar Negeri RI Tembus Angka Rp6.327 Triliun

Ilustrasi UMP
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA JatimUtang Luar Negeri (ULN) Indonesia, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada November 2023 lalu mengalami meningkatkan. Yakni sebesar US$400,9 miliar atau setara Rp 6.237 triliun (kurs Rp 15.559). Jumlah itu tercatat lebih tinggi dari bulan Oktober 2023 yang sebesar US$392,2 miliar.

Updte Harga Pangan 16 Februari 2025: Cabai Rawit Rp68.600 per Kilogram

Dikutip dari VIVA, Senin, 14 Januari 2023, Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, meskipun mengalami kenaikan posisi utang luar negeri Indonesia masih tetap terkendali.

"Posisi ULN Indonesia pada November 2023 tercatat sebesar US$400,9 miliar, atau tumbuh 2,0 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 0,7 persen yoy," kata Erwin dalam keterangannya Senin, 15 Januari 2024.

Harga Pangan 4 Februari 2025: Cabai Rawit Merah Turun Jadi Rp 66.500 per Kg

Erwin menjelaskan, kenaikan ULN itu terutama disebabkan oleh transaksi ULN sektor publik. Selain itu, posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global. Sehingga itu berdampak pada meningkatnya angka statistik ULN Indonesia valuta lainnya dalam satuan dolar AS.

Sedangkan untuk ULN Pemerintah tercatat sebesar US$192,6 miliar atau tumbuh 6,0 persen secara year on year (yoy). Jumlah itu meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya 3,0 persen yoy.

Sejumlah Komoditas Pangan Terjadi Kenaikan Harga, Ini Daftar Lengkapnya

"Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan penempatan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan internasional, dalam bentuk Sukuk Global. Seiring sentimen positif kepercayaan pelaku pasar sejalan dengan mulai meredanya ketidakpastian pasar keuangan global," jelasnya.

Adapun untuk ULN swasta jelas Erwin, pada November 2023 tercatat sebesar US$196,2 miliar atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 3,2 persen yoy. Angka itu lebih dalam dibandingkan kontraksi pada bulan lalu sebesar 2,3 persen yoy.

Halaman Selanjutnya
img_title