Museum Gubug Wayang Kota Mojokerto Hadirkan Koleksi Ragam Karakter

Koleksi Wayang di Museum Gubug Wayang Kota Mojokerto
Sumber :
  • Muhammad Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

JatimWayang menjadi karya yang sejak dahulu kala menjadi aset bangsa Indonesia yang diwariskan secara turun temurun. Wayang telah melekat dan menjadi bagian dari bangsa Indonesia, secara khusus bagi masyarakat Jawa.

Usai Purna tugas, Jokowi Pakai Pesawat Komersial Pulang ke Solo

Wayang sendiri secara umum terbagi menjadi dua jenis, yaitu wayang yang diperankan oleh orang dan wayang berbentuk boneka atau kulit yang dimainkan oleh dalang.

Di era modernisasi, peminat pertunjukkan wayang kian tergerus. Penyebabnya beragam, seperti teknologi, komunikasi, transportasi, pendidikan, dan budaya. 

Sederet Kegiatan Presiden Jokowi Menjelang Lengser dari Jabatannya

Namun, faktanya budaya nusantara itu tidak sepenuhnya redup meski regenerasinya sedikit. Masih ada yang melestarikan dan menyimpan aneka ragam wayang, baik untuk pertunjukkan maupun sekedar pameran. 

Seperti Museum Gubug Wayang yang berada di Jalan Kartini, Kota Mojokerto. Di tempat ini, terdapat koleksi wayang, bahkan disebut-disebut sebagai koleksi yang paling lengkap. Terutama, karena di sini tersedia berbagai jenis wayang. Mulai dari wayang kulit, wayang potehi, ataupun wayang golek. 

Sederet Pesan Presiden Jokowi di HUT Ke-79 TNI

Menariknya, karakter wayang yang ditampilkan dalam bentuk tokoh-tokoh terkemuka saat ini. Mulai dari Lady Diana, Mahatma Gandhi, hingga Joko Widodo

Di sini terdapat beberapa koleksi boneka serial Si Unyil karya Drs Suyadi atau yang lebih dikenal dengan Pak Raden. Boneka serial Si Unyil ini bukan hanya boneka biasa, boneka ini telah tayang di salah satu stasiun televisi. 

Adapun karya-karya Pak Raden yang terdapat di museum ini, antara lain boneka Si Unyil dan penduduk Desa Sukamaju, Si Unyil dari berbagai era, band Dekil di serial Si Unyil tahun 80-an dan Desa Sukamaju serial Si Unyil.

Tak hanya wayang, Beberapa koleksi selain wayang antara lain adalah keberadaan kuda lumping, keris, gamelan, reog ponorogo, mainan zaman dulu, topeng, cincin batu akik, dan lain-lain. Bagi Anda yang suka dengan koleksi barang kuno, di sini juga terdapat buku Samkok yang konon telah berusia kurang lebih 100 tahun.

Salah satu pengelola Gubug Wayang, Sa'dan mengatakan, total koleksi kurang lebih ada 9800 item. Seluruhnya, disebut dengan koleksi kamardikan. Yang artinya, koleksi tersebut hasil karya para seniman di era Indonesia merdeka. Kesuluruhan koleksi tergolong karya masterpiece. Tak terlalu jadul dan terbaru. 

"Seperti koleksi karya Pak Raden atau Drs Suyadi bukanlah koleksi yang terlalu jadul dan terbaru. Jadi ada di tengah-tengah, antara koleksi yang lama dan baru masuk museum ini," kata Sa'dan kepada Viva Jatim, Rabu, 14 Desember 2022. 

Tak hanya karya Pak Raden, di Museum Gubug Wayang ini juga terdapat koleksi karya seniman lain yang tak kalah menarik. Diantaranya karya Ki Naptosabdo dan Nizar Purbaya. 

"Ada wayang yang pernah di pagelarkan di gedung putih Amerika. Yaitu wayang golek Betawi milik alamarhum Nizar Purbaya dari Jakarta," jelasnya. 

Karakter tokoh dan tema wayang pun beragam. Misalnya, wayang dengan tema budaya keagamaan seperti yang digunakan Kanjeng Sunan Kalijogo dan Pastur Adi Suyono untuk berdakwa. 

"Ada wayang wahyu yang digunakan pastur Adi Suyono, begitu juga pastur dari Semarang yang menggunakan wayang mamarta," tutup Sa'adan.

Laporan: Muhammad Lutfi Hermansyah (Mojokerto)