Kunjungi Trenggalek, Luluk Ingin Wujudkan Budi Daya Lobster Berkualitas

Cagub Luluk bersama nelayan lobster di Trenggalek
Sumber :
  • A Toriq A/Viva Jatim

Surabaya, VIVA Jatim – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 1, Luluk Nur Hamidah, terus mendekatkan diri kepada berbagai elemen masyarakat dalam rangkaian kampanyenya. 

Cagub Luluk Ziarah Makam Mbah Mesir dan Sapa Warga Trenggalek

Kali ini, Luluk membersamai para nelayan lobster di Watulimo, Trenggalek, sebuah daerah pesisir yang terkenal dengan potensi lobster, Rabu 2 Oktober 2024. 

Dalam kunjungannya, Luluk menyampaikan keinginannya untuk membangun ekosistem lobster yang lebih baik dan kompetitif, agar Indonesia, khususnya Jawa Timur, bisa menjadi pemain utama di pasar internasional. 

Sidang Investasi Bodong Senilai Rp171 Miliar di Surabaya, Begini Kesaksian Korban

Luluk menyoroti kenyataan bahwa selama ini Indonesia hanya dikenal sebagai eksportir benih lobster, sementara negara-negara lain, seperti Vietnam, berhasil mengembangkan industri lobster yang jauh lebih maju dengan menguasai hampir 70% lobster dunia. 

"Ironisnya, benih lobster yang digunakan Vietnam itu sebenarnya berasal dari Indonesia. Kita seharusnya bisa mengembangkan ekosistem yang kuat di sini, bukan hanya ekspor benih, tapi juga bisa mengekspor lobster dewasa dengan nilai jual yang jauh lebih tinggi," ujar Luluk. 

Pasutri Asal Surabaya Kompak Edarkan Sabu di Lamongan, Kedua Pelaku Residivis

Menurut Luluk, harus ada proyek besar berkelanjutan untuk budidaya lobster. Mantan anggota DPR RI ini ingin melibatkan berbagai stakeholder mulai dari pemerintah pembuat kebijakan hingga nelayan lobster itu sendiri. 

“Dalam proyek besar berkelanjutan ini, Kita menempatkan nelayan bukan sebagai buruh, tetapi harus menjadi bagian dari ownership usaha pembudidayaan ini. Selain itu, dalam upaya yang besar ini juga harus ada dukungan dari pemerintah provinsi dan juga  APBN,” jelas Luluk. 

Luluk menambahkan bahwa penataan ekosistem budidaya lobster yang baik akan membawa dampak ekonomi yang besar bagi nelayan lokal. Ia ingin mengusahakan kebijakan yang memungkinkan para nelayan di Jawa Timur, khususnya di Watulimo, untuk mendapatkan dukungan teknologi, sarana dan prasarana, dan akses pasar internasional. 

"Kenapa kita tidak mengambil kesempatan itu dengan memberdayakan sumber daya manusianya, mengasah skill mereka, memberikan pelatihan, sarana dan prasarana, kemudian menata juga ekosistemnya. Dengan begitu, kita bisa ekspor lobster yang hanya bukan benihnya sehingga meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan para nelayan," tambah Luluk. 

Lebih lanjut, Luluk menjelaskan dampak dari penataan ekosistem budidaya lobster yang lebih baik dapat membuka lapangan pekerjaan lebih banyak untuk masyarakat sekitar. 

“Dan upaya ini dapat menjawab masalah pengangguran di masa depan karena dapat membuka lapangan pekerjaan lebih banyak,” pungkas Luluk.