Kala Khofifah Jawab Serangan Soal Isu Madura di Debat Pilgub Jatim
- Screenshoot youtube KPU Jatim
Surabaya, VIVA Jatim-Madura salah satu isu yang mendapatkan perhatian di debat perdana Pilgub Jatim yang berlangsung di Graha Unesa Surabaya, Juma, 18 Oktober 2024. Dan Khofifah Indar Parawansa mendapat serangan dari dua Cagub pesaingnya yakni Luluk Nur Hamidah dan Tri Rismaharini pada sesi debat antar Cagub.
Berawal dari Cagub nomor 1, Luluk Nur Hamidah yang memilih ikon Suramadu dari tujuh ikon yang tersedia. Pada ikon Suramadu, terdapat sub tema pembahasan yakni demografi, kemiskinan dan kesenjangan di Madura.
Dalam kesempatan tersebut, Luluk kemudian menanyakan kepada Khofifah apa yang akan dilakukan untuk mengangkat status dan kesejahteraan ekonomi masyarakat Madura. Pasalnya, Luluk mengklaim berdasarkan kunjungannya beberapali ke Madura, masyarakat setempat merasa termarjinalkan. Bahkan mempertanyakan apakah Madura masih bagian dari Jawa Timur.
Pertanyaan tersebut jelas sebuah serangan kepada Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur Periode 2019-2024. Namun Ketua Umum PP Muslimat NU itu membantah pernyataan Luluk bahwa Madura di marjinalnya. Khofifah mencontohkan dengan pembangunan beberapa pelabuhan seperti di Jangkar, Dungkek, Giliyang dan renovasi pelabuhan di Masalembu.
"Semua adalah untuk membangun koneksitas masyarakat Madura kepulauan," ujar Khofifah.
Kemudian, Pemprov Jatim di masa kepemimpinannya juga telah menyiapkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di 22 pulau yang ada di Kabupaten Sumenep. Harapannya mereka bisa terkoneksi power plant.
Khofifah menambahkan setiap tahun mengirim empat kapal lengkap dengan dokter spesialis untuk memberikan pelayanan kesehatan ke pulau-pulau di Madura. Bahkan ia juga menyalurkan air ketika Madura sedang menghadapi kekeringan di musim kemarau.
"Kami berharap bahwa ini cara kami memuliakan masyarakat Madura dan cara kami membangun keberdayaan mereka," kata Khofifah.
Jawaban Khofifah tersebut mendapatkan tanggapan dari Luluk dan Risma. Kedua Cagub tersebut sama-sama mempertanyakan keberpihakan Khofifah terhadap petani garam, tembakau dan jagung.