Wabah PMK Jangkit 12 Ribu Sapi di Jawa Timur, 689 Ekor Mati

Petugas memeriksa kondisi hewan pastikan penyakit PMK.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Surabaya, VIVA Jatim –Jumlah kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak di Jawa Timur masih tinggi. Berdasarkan data terbaru, sebanyak 12.934 ekor sapi potong dan sapi perah di Jawa Timur terinfeksi PMK, dengan 689 ekor dilaporkan mati.

Sukses Lakukan Pemisahan Kembar Siam Asal Ngawi, Pj Gubernur Adhy Apresiasi RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Laporan mengenai kondisi PMK ini diperoleh dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS) milik Kementerian Pertanian RI, yang mencatat jumlah tersebut sejak 1 Desember 2024 hingga 13 Januari 2025. Dari total 12.934 ekor sapi yang terjangkit, 8.500 ekor sedang dalam proses pengobatan, 3.473 ekor sudah sembuh, 689 ekor mati, dan 272 ekor lainnya terpaksa dipotong paksa.

Menanggapi tingginya kasus PMK ini, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, melakukan kunjungan langsung ke Pasar Hewan di Kelurahan Jrebeg Kidul, Kota Probolinggo.

Tercatat 607 Kasus PMK Tersebar di Kediri, DKPP Usulkan 50 Ribu Dosis Vaksin

Kunjungan tersebut bertujuan untuk memantau alur keluar masuk hewan ternak sapi serta untuk meninjau proses vaksinasi PMK dan pemberian obat kepada sejumlah sapi di pasar hewan tersebut. Selain itu, Adhy juga membagikan vitamin kepada para peternak.

Adhy menyatakan bahwa faktor kelayakan hewan ternak yang dipasarkan sangat penting untuk meminimalisir penularan wabah PMK. Ia menegaskan bahwa untuk menjaga stabilitas perekonomian Jawa Timur, pihaknya tidak akan menutup pasar hewan. 

Finalis Putri Indonesia Jatim Diajak Ambil Peran Promosikan Pariwisata

"Ini adalah salah satu pasar hewan yang saya monitor langsung untuk melihat kondisinya terkait meningkatnya wabah PMK. Seperti yang kita sepakati dengan para penjual, ekonomi harus tetap stabil, sehingga pasar hewan ini tidak akan ditutup," ungkap Adhy pada Rabu, 15 Januari 2025.

Pj Gubernur Jatim ini juga mengingatkan semua pihak, baik pengelola pasar hewan maupun penjual, untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan sterilisasi ternak dari virus PMK. "Sapi yang sakit jangan dibawa ke pasar. Selesaikan dulu pengobatannya, beri vitamin, baru bawa ke pasar. Ini adalah langkah penting untuk mencegah penularan PMK di pasar hewan," tambahnya.

Pemprov Jatim juga terus mengupayakan pencegahan dengan menyalurkan vaksin kepada peternak. Adhy menyebutkan bahwa pada Januari 2025, Kementerian Pertanian telah memberikan 12.500 dosis vaksin PMK untuk Jawa Timur. 

"Kami juga telah menyalurkan 25.000 dosis vaksin kepada masyarakat. Bulan depan, kami akan menerima tambahan 1,4 juta dosis vaksin dari Kementan. Untuk kekurangannya, kami akan membeli lagi, dan untuk peternakan yang lebih besar, pengobatan akan dilakukan secara mandiri," jelasnya.

Selain itu, Adhy menekankan pentingnya pengawasan terhadap lalu lintas hewan ternak antardaerah. 

"Kami akan memastikan bahwa hanya hewan ternak yang sudah divaksin yang boleh masuk ke daerah kami. Pemilik sapi diharapkan untuk selalu waspada dan mengikuti kebijakan pemerintah demi mencegah penyebaran PMK," tambahnya.