Menengok Pondok Ramadan Lansia Blitar, Semangat Mengaji Tak Pernah Pudar
- Viva Jatim/Madchan Jazuli
Blitar, VIVA Jatim – Ketika para lelaki keluar masjid usai Salat Jum'at di Masjid Mustajabud Da'awad, tampak jemaah sudah sepi, giliran para lansia berbondong-bondong ke arah masjid.
Mereka merupakan peserta yang mengikuti kegiatan selama Ramadan di Pondok Janda Lansia Al-Mawaddah, Dusun Bendelonje Desa Kendalrejo Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar.
Beberapa ketika penulis mencoba mendekat ke surau berdinding anyaman bambu, mereka bercengkerama. Beberapa di antaranya tengah mengambil air wudhu tak jauh dari surau.
Kala rintik-rintik hujan turun, sejurus kemudian mengangkat jemuran yang berjejer di sebelah timur surau.
Salah satu pengasuh Pengasuh Pondok Ramadan Lansia, Sri Banun mengatakan bahwa Pondok Lansia ini diadakan masih berada di rumah saudaranya pada 2010. Saat itu jumlah pesertanya 23 lansia di lingkungan sekitar.
"Yang membiayai juga bulek, kegiatannya mengaji, malam juga shalat malam. Termasuk kita bekerjasama masak dulu bersama-sama," ujar Sri Banun kepada VIVA Jatim, Jum'at, 7 Maret 2025.
Dirinya menerangkan orang-orang apabila akan mengerjakan salat malam susah dan tidak nyaman di rumah orang lain. Akhirnya, atas saran dan masukan serta persetujuan Takmir Masjid bisa ditempati untuk kegiatan salat maupun mengaji.
"Ibu-ibu minta dukungan dari Anak Cabang Ibu Munawaroh bagaimana diteruskan. Akhirnya di masjid ini pesertanya di tahun kedua itu 37, sampai sekarang pesertanya 65," paparnya.
Ada yang menarik dari pengamatan di lokasi. Surau sederhana berbentuk pampang berlantai kayu dan dinding anyaman bambu.
Surau tersebut eks lokasi mengaji anak-anak. Dahulu banyak anak-anak yang mengaji ke salah satu kiai keluarga masjid. Namun karena berpindah dan tidak ada yang meneruskan menjadi sepi tak ada yang mengaji.
Sri Banun mengaku kebanyak peserta hanya berapa dari desa setempat. Yang banyak dari desa-desa se-Kecamatan Talun dan kecamatan tetangga 5 sampai 6 orang per desa.
"Selain itu dari Malang itu dua orang.
Dari Kalimantan satu orang, Banjarmasin kemarin sudah diminta keluarganya," imbuhnya.
Perempuan yang aktif di Muslimat NU ini mengatakan kebanyakan peserta ikut dengan alasan supaya bisa mengaji. Menjadi orang tua yang berguna, sebab apabila di rumah tidak ada teman untuk saling tadarus menyimak.
"Ya namanya tadarus kalau tidak ada temannya kurang semangat. Jadi ya mencari tempat-tempat yang memungkinkan banyak temannya," ulasnya.
Kegiatan Pondok Ramadan Lansia ini bakal berlangsung selama 12 hari. Setelah selesai, mereka kembali ke rumah masing-masing.
Perihal makan sahur dan berbuka, Sri Banun mengaku saat ini sudah tercover oleh Pengurus Muslimat Kecamatan Talun. Total ada 16 ranting atau tingkat desa, sehingga digilir satu per satu untuk makan.
"Tapi sekarang kalau makannya makanan itu dikirim dari ranting ranting lain. Kalau dulu masak sendiri berapa tahun," ulasnya.
Dirinya menaruh harapan besar, ia menyadari di usianya yang sudah senja bisa hidup dengan bahagia. Termasuk juga memberikan manfaat yang luas bagi orang lain.
"Mudahan-mudahan semua yang ikut mengaji ikut bersama sama berjamaah meninggalnya itu husnul khotimah," tandasnya.
Selepas melaksanakan Salat Zuhur, ada yang langsung beristirahat di surau dan rumah keluarga pemangku masjid. Ada juga yang tadarus Al-Quran di serambi masjid.
Pun juga ada yang santai berbaring di serambi. Sambil mendengarkan lansia lain mengaji.