Diguyur Hujan, Ratusan Hektar Tanaman Tembakau di Kabupaten Tulungagung Rusak
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
"Ini sudah berjalan sepertiga dari itu. Ya kurang lebih per hektarnya itu sudah hampir rugi Rp 20 juta lebih sedikit hitung-hitungannya," ulasnya.
Sementara untuk tanam baru, petani harus mengeluarkan bibit yang dianggap murah. Sebab dalam tanah satu hektar, hanga bibit itu untuk 17.500 batang, per batang hanya seharga Rp 50 rupiah.
Ia menambahkan, jika untuk petani yang lahannya cuma 100 ru biasanya menghabiskan Rp 125.000 untuk pembelian bibit. Jika dihitung-hitung tanah petani 100 ru di sini, buka sampai tanam kalau kita daur ulang kembali mulai pengelolaan lahan kurang lebih mendekati Rp 1 juta.
"Coastnya untuk buka lahan untuk bajak borongan 250/100 ru Kemudian untuk biaya koak sekitar 6 orang kali Rp60.000. Belum untuk bensinnya Pokoknya saya hitung-hitung sekitar 1 juta per 100 ru," tandasnya.
Pantauan Viva Jatim, di sebelah sisi barat Sungai Parit Agung atau Jembatan Gantung Desa Kendalbulur, ketinggian tembakau sudah diatas 50 cm. Tampak segar menjulang seperti tidak terpengaruh oleh cuaca ekstrem.
Sedangkan di sisi timur Jembatan Gantung, tanaman tembakau bervariasi ada yang berukuran 40 cm hingga 10 cm. Tampak daun-daun tidak lagi berdiri kokoh, lebih ke layu dan mengkerut. Semakin kecil usia tembakau, semakin rentan terhadap cuaca ekstrem khususnya hujan.