Kolaborasi Program Makmur Petrokimia Gresik Sukseskan Panen Petani Tebu

Panen Tebu Program Makmur di Mojokerto
Sumber :
  • Tofan Bram Kumara/Viva Jatim

Mojokerto, VIVA Jatim – Program Makmur yang di gagas Petrokimia Gresik bersama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) berhasil meningkatkan produktivitas panen tebu di Mojokerto hingga 33 persen atau mencapai 160 ton per hektare. Angkat tersebut terbilang naik dari tahun sebelumnya.

Petrokimia Gresik Terpilih sebagai Industri Percontohan dalam Penggunaan Teknologi CCU

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan bahwa pihaknya berkolaborasi dengan petani Desa Jrambe, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Hasil panen Program Makmur musim tanam 2022-2023 ini mencapai 160 ton per hektare. 

Jumlah itu bisa dibilang meningkat sekitar 33 persen dibandingkan produktivitas petani tebu sebelumnya, yaitu hanya 120 ton setiap per hektar. Begitu juga dengan rendemen tebu yang dihasilkan, meningkat dari 7,35 persen menjadi 8,5 persen.

TUKS Petrokimia Gresik Raih Penghargaan Pelabuhan Sehat dari Kemenkes

“Naiknya produktivitas dan rendemen ini juga meningkatkan pendapatan petani sebesar Rp34 juta untuk setiap Hektarnya, dari sebelumnya hanya memperoleh Rp81 juta menjadi Rp115 juta per Hektare,” ujar Dwi Satriyo, Kamis 10 Agustus 2023.

Ia menambahkan, kerja sama ini juga merupakan upaya dari Petrokimia Gresik bersama stakeholder dalam meningkatkan hasil panen tebu untuk mendongkrak produktivitas gula nasional. 

Dedikasi ke Masyarakat, Petrokimia Gresik Sabet Penghargaan Nasional dan Internasional

Data Direktorat Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian menyebut, saat ini masih terdapat gap kebutuhan gula sekitar 850 ribu ton untuk gula konsumsi dan 3,27 juta ton untuk gula rafinasi.

“Melalui Program Makmur, Petrokimia Gresik beserta seluruh stakeholder terkait, berkomitmen untuk aktif dan bersinergi dalam mendukung peningkatan produksi dan pemenuhan gula nasional. Perlu adanya kolaborasi dan strategi dalam mencukupi kebutuhan tersebut, melalui ketersediaan bahan baku, dalam hal ini tebu,” ujar Dwi Satriyo.

Halaman Selanjutnya
img_title