Banjir Banyuwangi, Bupati Ipuk Dirikan Dapur Umum dan Bantuan Medis
- IST/Viva Jatim
Jatim – Pemkab Banyuwangi masih terus melakukan penangan banjir, khususnya warga terdampak di sejumlah titik akibat hujan deras selama enam jam sejak Minggu malam hingga Senin pagi, 17 Oktober 2022.
“Hal paling prinsip, keselamatan warga adalah yang utama,” tegas Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani seusai keliling mengecek lokasi terdampak banjir.
Pemkab, lanjutnya, juga terus bergotong royong membantu penanganan medis, pemberian makanan, hingga penyiapan rusunawa bagi sebelas keluarga yang rumahnya rusak parah.
“Rusunawa menjadi alternatif tinggal sampai rumahnya bisa diperbaiki dan bisa ditempati kembali,” sambungnya.
Bedasarkan data dari Pemkab Banyuwangi, tidak ada korban jiwa dalam banjir ini, namun terdapat 11 rumah rusak, tepatnya di Perumahan Sutri Sobo.
Plt Kepala Dinas PU Bina Marga Cipta Karya, Danang Hartanto menambahkan, untuk 11 warga yang rumahnya rusak parah, sudah siapkan rumah susun.
Baca juga: Sungai Sobo Meluap akibat Hujan Deras, Ipuk Keliling Bantu Warga
“Di Rusunawa yang bisa ditempati untuk sementara waktu hingga rumahnya selesai diperbaiki," tambah Danang.
Selain itu, berbagai langkah penanganan juga telah dilakukan Pemkab Banyuwangi. Di antaranya melakukan evakuasi dan pelayanan medis bagi warga terdampak.
Selain itu Pemkab Banyuwangi juga menyalurkan bantuan 3.500 porsi untuk makan pagi dan siang bagi warga terdampak.
Makanan tersebut, selain dari Pemkab juga berasal dari bantuan pelaku usaha Banyuwangi, perbankan, dan instansi terkait.
Pemkab juga mendirikan dapur umum di posko Tagana yang menyediakan 3500 porsi makan malam dan 3500 sarapan esok harinya.
“Intinya, semuanya bergotong royong dan bekerja maksimal, bekerja cepat, untuk memulihkan situasi,” kata Ipuk.
Dalam kesempatan tersebut, Ipuk juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, yang kerap kali menjadi penghambat ketika curah hujan tinggi. Air pun meluap dari parit-parit maupun dari kali itu sendiri.
Baca juga: Festival Petik Sungai, Cara Banyuwangi Lestarikan Ekosistem Sungai
“Jadikan ini semua pelajaran agar kita semakin disiplin dalam membuang sampah,” ajaknya.
Selain itu, masih kata Ipuk, telah mengeluarkan sejumlah aturan di kawasan atas Banyuwangi untuk mengontrol secara ketat pembangunan, untuk memastikan tidak adanya pengalihfungsian kawasan hijau menjadi pemukiman.
Sehingga, kata Ipuk, daerah-daerah yang selama ini mampu menyerap air hujan yang tinggi, tak lagi berfungsi.
“Kami akan berupaya keras untuk memastikan agar tidak terjadi perubahan fungsi lahan secara liar. Hal ini amat berbahaya. Bisa memicu banjir ke depannya,” pungkasnya.