147 Pedagang Pasar Ngemplak Tulungagung Gunakan QRIS

Pedagang Pasar Ngemplak Tulungagung
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA Jatim –147 pedagang pasar tradisional di wilayah Tulungagung sudah siap menggunakan QRIS usai Elektronik Pasar Rakyat Tulungagung (E-Pasta) di Pasar Ngemplak, Pasar Tamanan, Pasar Karangrejo, Pasar Kauman.

Gedung UIN Tulungagung Terbakar Diduga Berasal dari Panel Listrik

Melalui transaksi berbasis digital itu, selain memudah diharapkan usaha para pedagang pasar tradisional menjadi berkembang.

Pejabat Bupati Tulungagung, Heru Suseno mengatakan bahwa terkait retribusi sudah menggunakan elektronik di pasar rakyat. Para pedagang akan lebih mudah, pembeli jika membeli barang ke penjual menggunakan QRIS.

Pria Bercelurit Rampok Minimarket Tulungagung Untuk Bayar Hutang

"Iya lebih mudah pelayanannya. Kalau kebocoran (retribusi) tidak ada," ungkap Heru Suseno kepada awak media, Kamis, 12 Oktober 2023.

Heru mengaku, jika pembeli memiliki handphone yang bisa digunakan untuk QRis dan ada saldo, sudah bisa membeli tanpa menggunakan tunai. Namun, saat ini di Pasar Ngemplak masih sekitar 147 kios yang menggunakan QRis.

Hari Jadi ke-819, Pj Bupati Tulungagung: Lokomotif Ekonomi Sosial Budaya Selatan Jatim

"Nanti akan bertahap. (Pedagang) sudah disosialisasikan, pasti bisa, gampang kok pakai ini," ulasnya.

Disinggung target, di tahun ini ada 12 pasar yang sudah menggunakan E-Pasta. Untuk saat ini, pria yang juga mengemban Kadis Perkebunan Jatim mengaku, baru 6 pasar yang sudah menetapkan elektronik retribusi pasar secara bertahap.

"Jumlahnya (saat ini) ada 6, targetnya 12 sampai akhir tahun," tandasnya.

Senada, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Tulungagung, Tri Hariadi mengungkapkan bahwa pihaknya mendapat data, perolehan  PAD untuk retribusi sekitar 4,4 miliar sekian.

Sementara, untuk tahun lalu, hanya 4,15 miliar, sehingga pertengahan tahun ada kenaikan lebih 10 persen. Menengok hal itu, pihaknya berupaya untuk PAD meningkatkan pelayanan di pasar.

"Termasuk E-Pasta untuk meningkatkan pendapatan dengan meningkatkan pelayanan yang ada di pasar," ujar Tri Hariadi.

Selanjutnya,  selain keenam pasar yang sudah berjalan, Disperindag berproses mengembangkan ke pasar yang lain. Mulai Pasar Ngentrong, Pasar Campurdarat, Pasar Boyolangu, Pasar Sumberdadi, Pasar Gondang hingga Pasar Ngantru.

"Kita upayakan hari ini ada 6 pasar yang kita lakukan secara bertahap ke pasar lainnya," terangnya.

Perihal teknisnya, ia mengaku karena sudah autodebet, pedagang menggunakan rekening di Bank Jatim dengan sistem harus mempunyai saldo. Ketika saldo itu sudah cukup, langsung masuk secara otomatis. 

Akan tetapi, pelaporan retribusi juga tetap ada setiap hari, setiap bulan setiap tahun laporan ke Bapenda  dan juga kas daerah.

Tri Hariadi mengaku meski pedagang belum semua menerapkan E-Pasta, namun ia yakin secara bertahap semua akan bisa menggunakan lewat edukasi dan sosialisasi dari petugas.

"Ada peningkatan 1,6 persen. Kita pendekatannya banyak sekali, harus mendata ulang mengupayakan itu. Termasuk pengurusan surat izin tempat usaha yang ada di Disperindag nanti bisa online," tandasnya.