Persik Kediri-Arema FC Berbagi Stadion Soepriyadi Blitar, Rivalitas Luntur?

- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Blitar, VIVA Jatim – Kepastian Persik Kediri bakal pindah homebise untuk laga kandang sudah mendapatkan persetujuan dari pihak keamanan serta Pemerintah Kota Blitar. Dengan ini, ada dua klub besar Liga 1 yang harus berbagi Stadion Soepriyadi Blitar.
Persik Kediri dan Arema FC yang lebih dulu meminjam stadion di Bumi Bung Karno ini. Kedua klub besar ini memiliki rivalitas suporter yang militan.
Kepastian tersebut usai audiensi antara Persik Kediri, Arema FC, Pemkot Blitar serta pihak kepolisian beberapa waktu lalu. Wali Kota Blitar, H. Syauqul Muhibbin merespon permohonan penggunaan Stadion Supriyadi baik dari Arema FC dan Persik Kediri.
"Kami menyambut baik permohonan dua klub ini. Kami memberikan izin sebab pertandingan yang diajukan layak direkomendasikan," ujar Mas Ibin, sapaan akrab walikota muda ini dikutip VIVA Jatim, Sabtu, 8 Maret 2025.
Mas Ibin menerangkan berbagai pertimbangan yang telah diberikan mengizinkan satu laga pertandingan Liga 1. Akan tetapi dengan syarat kedua klub berkomitmen pertandingan tanpa penonton.
Pertandingan terdekat untuk bermain di Stadion Soepriyadi Blitar di pertengahan bulan Maret yakni Arema FC akan menghadapi Barito Putera. Sedangkan Persik Kediri melawan PSM Makassar.
Mas Ibbin menekankan pentingnya koordinasi dalam menjaga keamanan dan ketertiban, khususnya terkait pengelolaan suporter agar mematuhi aturan pertandingan tanpa penonton.
Bukan hanya itu, Pemkot Blitar juga akan mengkaji ulang besaran retribusi penggunaan stadion, mengingat biaya pemeliharaan infrastruktur yang cukup besar.
"Sementara sewa stadion, tidak ada perbedaan antara kedua klub. Tetapi kelak kami evaluasi kembali mengingat pemeliharaan Stadion Supriyadi juga memiliki anggaran yang cukup besar," ulas Mas Ibbin.
Terpisah, kepada awak media Ketua Panpel Persik Kediri, Tri Widodo menerangkan bahwa alasan pertama bagi Persik Kediri memilih pindah ke Blitar adalah kondisi Stadion Brawijaya tidak layak.
Beberapa waktu lalu saat pertandingan hujan deras membuat lapangan tergenang. Sehingga menyulitkan kedua tim untuk bermain bagus. Ditambah lagi, dua pertandingan lampu stadion mati diduga tidak kuat daya listrik.
"Untuk Stadion Brawijaya tidak tahu kapan
harus direnovasi total itu. Lampu harus diganti dengan LED dan masih banyak permasalahan," keluh Tri Widodo kepada awak media.
Untuk penanganan saat ini, Widodo mengatakan masih dalam tahap kajian oleh Pemkot Kediri. Karena beberapa waktu lalu langsung ditinjau oleh Walikota Kediri Vinanda Prameswati.
"Belum, belum, belum (direnovasi)baru ditinjau oleh Walikota,"tandasnya.
Sementara Business Manager Arema FC, Munif Wakid menerangkan telah mengajukan perpanjangan izin pemakaian stadion. Pasalnya, homebase Singo Edan yakni Stadion Kanjuruhan masih dalam proses asesmen keamanan Mabes Polri.
Munif memastikan bahwa pihak manajemen telah mengantisipasi potensi kedatangan suporter ke Kota Blitar dengan menyediakan beberapa titik nonton bareng (nobar) gratis di Malang Raya.
"Kami masih memiliki lima pertandingan tersisa, dan untuk laga melawan Barito Putera sudah mendapatkan izin. Guna menghalau suporter datang ke Blitar, kami siapkan delapan titik nobar di Malang Raya," ujar Munif.
Pantauan VIVA Jatim, tampak dari depan stadion terpasang banner panjang logo Arema FC dan BRI Liga 1. Tertulis kalimat besar di tengah 'Salam Satu Jiwa' diantara kedua logo tersebut.
Akankah rivalitas kedua tim sekaligus suporter Macan Putih dan Singo Edan luntur?