Perajin Toples Anyaman Bambu di Tulungagung Banjir Orderan Jelang Lebaran
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Kamirin mengaku bersyukur pada tahun 2005 mendapatkan tempat ini sebagai rumah tinggal sekaligus galeri industri kreatif Crafi Rafi. Lokasi yang strategis mudah dijangkau oleh konsumen. Berbeda denga rumah tinggal aslinya di Tulungagung bagian selatan yang memiliki akses terbilang jauh.
Dirinya mengaku saat ini jumlah siswa-siswi binaannya yang bisa dikaakan mahir dalam pengerjaan berbagai anyaman setidaknya da 20 orang. Bahkan ada satu binaannya yang saat ini tinggal di Kabupaten Nganjuk yang sudah mandiri, sehingga sudah menerima pesanan dari konsumen.
"Ada siswa saya yang dari Nganjuk, ternyata yang mengerjakan rumahnya Dokter Pri (Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung). Tahunya diaksih tahu orang," ulasnya.
Kamirin menambahkan dalam menjalankan usahanya ini tidak terlalu mengejar keuntungan berlipat-lipat. Jika untung itu sudah menjadai poegangan harus medapatkan laba.
Namun yang lebih penting dari itu adalah bisa mengajarkan keapda binaannya peghasilan yang terus ada digunakan sebagai pemasukan. Terlebih ia sudah lama berkecimpung dalam organisasi NU membuatnya ingin terus bermanfaat itu selalu bersemi.
"Bisnis saya arahkan syariah, saya tahu jual orang berapa, tidak ada menakan pekerja. Karena saya ngurusi NU jadi bisnis saya arahkan syariah," tutupnya.