Menyongsong 5 Abad Tradisi Sanggring, Syiar Islam Ala Sunan Dalem Gresik

Proses memasak Sanggring atau Kolak Ayam
Sumber :
  • Tofan Bram Kumara/Viva Jatim

Gresik, VIVA Jatim – Salah satu tradisi yang hingga kini masih dilestarikan oleh warga Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur adalah masakan Sanggring atau Kolak Ayam. Tradisi peninggalan Sunan Dalem tersebut kini menginjak usia 499 tahun, atau menuju 5 abad.

Masakan Sanggring atau Kolak Ayam biasa disajikan saat buka puasa di setiap malam 23 Ramadan. Tak ayal jika keberadaanya diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

"Tradisi sanggring di Desa Gumeno bahkan telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) RI," kata Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah saat menghadiri Semarak Menyongsong 5 Abad Sanggring, Selasa, 2 April 2024 malam.

Sejarah kolak ayam bermula saat Sunan Dalem, putra kedua Sunan Giri membangun masjid untuk menyebarkan agama Islam, kemudian jatuh sakit. Tidak diketahui jenis penyakitnya, dan tak ada satu pun jenis obat yang mampu menyembuhkan Sunan Dalem dari penyakit tersebut.

Wabup Gresik saat menghadiri Semarak Tradisi Sanggring

Photo :
  • Tofan Bram Kumara/Viva Jatim

"Sanggring berasal dari kata, Sang dan Gring. Sang yang artinya raja/penggedhe dan Gring yang berarti gering atau sakit. Jadi, Sanggring mempunyai arti kurang lebih, raja yang sedang sakit," jelas Bu Min sapaan akrab Wakil Bupati Gresik.

Hingga suatu hari, di malam 23 ramadan, Sunan Dalem memutuskan untuk salat istikharah dan akhirnya Sunan Dalem mendapat petunjuk dari Allah SWT. Sunan Dalem lantas meminta para santrinya untuk menyiapkan ayam jago kampung ke masjid untuk dipotong dan dimasak menjadi kolak ayam.