Ada Makam Pasukan Intelejen Kerajaan Mataram di Bangsal Mojokerto
- M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim
Sedangkan dua lainya makam Putri Titik Sariningsih dan Mbah Putri Mulatsih. Keduanya merupakan dayang-dayang dari empat prajurit Kerajaan Mataram tersebut.
Dari cerita yang beredar turun-temurun, empat sosok prajurit tersebut bertugas sebagai telik sandi atau mata-mata Kerajaan Mataram. Setelah itu, mereka ditugaskan menjaga situs peninggalan Kerajaan Majapahit. Hal itu terjadi pasca runtuhnya Kerajaan Majapahit.
“Majapahit runtuh mereka bersembunyi di sini. Mereka disuruh mengamankan situsnya,” ujarnya.
Berdasarkan penuturan kakeknya, konon lahan ini dulunya merupakan candi. Dulunya area tersebut dijadikan tempat berunding atau bermusyawarah di era Kerajaan Majapahit.
Hal tersebut dibuktikan dengan sejumlah arca dan regol tertata rapi di sisi timur pemakaman. Sayangnya, kini hanya tersisa dua buah regol karena arcanya dipindahkan ke Museum Trowulan.
“Cerita mbah saya dulu ini tempat musyawarah, ada candinya. Hanya saja arca-arcanya dibawa orang-orang. Ada yang dibawa ke Bali. Tinggal satu dibawa ke Museum Trowulan,” terang Jalil.
Selian enam makam tersebut, ada pula dua makan kembar. Namun, kata Jalil, dua makam ini bukan prajurit dari Kerjaan Mataram. Mereka merupakan prajurit Kerajaan Majapahit, yakni Raden Panji dan Raden Pandu.