Pantai Pidakan hingga Pendopo Astra Jadi Jujugan Wisatawan di Pacitan

Pendopo Astra di Pantai Pidakan Kabupaten Pacitan.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Pacitan, VIVA Jatim – Hamparan pantai dengan bebatuan kecil-kecil eksotik pantai memanjakan wisatawan. Inilah gambaran keasrian Pantai Pidakan yang berada di Desa Jetak, Kabupaten Pacitan.

Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Makmur Desa Jetak, Slamet (41) menerangkan Bumdes Makmur tetap konsisten mengembangkan pariwisata. Terdekat akan mempersiapkan untuk pergantian tahun Baru 2025.

"Kami akan menampilkan atraksi budaya pantai pidakan di malam pergantian tahun. Kalau jumlah kunjungan normal Pantai Pidakan, Rata-rata per bulan sekitar 1200 sampai 2000 orang per bulan," ujar Slamet kepada VIVA Jatim, Rabu, 6 November 2024.

Slamet menerangkan bahwa hampir satu minggu sekali ada yang menyewa lokasi Pendopo Astra tak jauh dari lokasi Pantai Pidakan. Yakni untuk beragam kegiatan pertemuan, arisan, family gathering hingga rapat.

"Kebanyakan Pendopo Astra digunakan family gathering hingga arisan begitu," ujarnya.

Pemberdayaan UMKM sendiri di KBA Jetak juga tersedia warung-warung yang berasal dari masyarakat lokal ada 6 outlet. Beberapa produk unggulan yang aktif setiap hari berupa produk gula merah dari kelapa dan kopi.

"Memang itu andalannya, banyak yang memproduksi," jelasnya.

Dinobatkan sebagai Kampung Berseri Astra (KBA), Pantai Pidakan beserta pantai-pantai sejalur lainnya memikat pengunjung. Asal usul nama Pidakan berangkat dari Bahasa Jawa yang berarti tempat untuk berjalan tapak kaki.

"Banyak bebatuan kecil-kecil yang alami. Dari kata pidak diinjak, kalau bermasalah kesehatan bisa untuk terapi kesembuhan," ujarnya.

Dirinya menjelaskan, untuk awal mula dikelola baru tahun 2014 sehingga langsung dikelola Bumdes. Kemudian, mendapat dampingan di PT Astra mulai tahun 2022.

Akses ke lokasi pantai terbilang mudah, karena jalan sudah beraspal, dari Kota Pacitan menuju ke timur sekitar 30 menit sampai Wisata Pantai Pidakan, Pantai Benges, serta Pantai Watubalik.

Total ada 10 pengurus dan 3 petugas di Bumdes Makmur Jetak atau KBA Jetak memiliki potensi keindahan alam juga telah memiliki legalitas dari Kemenkumham. Sehingga PT Astra Internasional melirik Bumdes Makmur mengelola desa wisata sebanyak 3 lokasi.

"Kalau Waktubalik semacam pulau kecil dan ada wahana jembatan untuk penyeberangan. Sementara Pantai Benges ada spot foto dan pemancingan yang memiliki keunikan sendiri," ulasnya.

Sementara sarana dan prasarana Pantai Pidakan, masih akan ada pengembangan lagi di ruang pertemuan Pendopo Astra. Kedepan, proses penambahan ruang pertemuan yang memuat kapasitas sekitar 100 orang lebih. Sedangkan fasilitas bagi pengunjung sudah lengkap mulai dari toilet, kamar mandi umum, mushola, tempat parkir dan seterusnya.

Ia mengaku bersyukur Bumdes Makmur dalam pengelolaannya mendapat support dari PT Astra mulai tahun 2022. Alhasil, sekarang ini sudah bisa ditempati dan sudah digunakan penyewaan-penyewaan acara. Mulai latihan, kantor-kantor, booking acara, sekolah, reuni dan sebagainya.

Untuk pengembangan keunikan lain, Bumdes Makmur di beberapa pantai telah menciptakan ekosistem edukasi. Pihaknya merintis Seni Budaya Tayub, termasuk paket wisata yang diselenggarakan setiap Minggu.

"Jadi latihan bersama pengunjung setiap hari Minggu kalau budaya. Lalu diselenggarakan di Watubalik ada Kotekan Lesung, bola api dan paket wisata," ujarnya.

Slamet berharap kepada semuanya stakeholder khususnya di Pacitan mudah-mudahan wisata ini tetap bertahan dan berlanjut. Banyak dukungan diperlukan karena banyak fasilitas yang masih kurang seperti jalan menuju lokasi wisata itu masih minim sekali, banyak yang rusak.

Pasalnya, dukungan dari Pemkab atau Pemprov karena wisata berbasis masyarakat ini dikelola desa sangat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian rakyat.

Selain itu, harapan kepada PT Astra untuk memperpanjang kontrak kerjasama, sehingga ketika mempunyai program akan lebih mudah terlaksana dengan baik serta membawa keberkahan semua warga sekitar.

"Kami ucapkan terima kasih banyak kepada Astra dan pemerintah yang telah membantu tersebut. Serta bisa melaksanakan program disini kami diperbantukan," tandasnya.

Terpisah, Pendamping Kampung Berseri Astra, Slamet Riyanto mengungkapkan bahwa Pantai Pidakan itu pantainya batu kerikil batu kecil-kecil, ombak relatif ramah dengan warga, ada kalanya besar, ada kalanya kecil, bisa aman ketika gelombang tidak besar.

"Bisa di pantai pas gelombang surut itu bisa untuk bermain-main," beber Slamet Riyanto.

Pria alumnus Universitas Negeri Jember ini menginginkan terbentuk ekosistem, jika hanya pemberdayaan saja sampai kapan ibarat cuma tembak selesai. Namun berbicara pemberdayaan harus memiliki ekosistem tata kelola dan mindset.

Ia mengaku dalam mengelola ini, Slamet mengaku harus ada yang pegang kendali, lokal champion. Memang orang yang benar-benar memiliki jiwa berbisnis disitu, orang yang bertanggung jawab, serta memang asli daerah tersebut yang memahami kontur perilaku masyarakat.

Sehingga, pihaknya memberikan pendampingan bisa sesuai harapan berkelanjutan. Pasalnya, jika hanya program hanya bantuan sekian, tidak dipakai benar kalau tidak mengerti dan akan sia-sia sayang sekali.

"Apalagi kita membawa nama Astra kita bisa jual, kita dapat Astra dapat branding, Astra bukan perusahaan ecek-ecek secara nama ikut saja endorse minimal itu," ulasnya.

Pria yang juga mendampingi DSA Ponorogo yang telah memiliki komoditas ekspor ini mengulas bahwa sebuah wisata seyogyanya tidak hanya mengandalkan alam. Kendati wilayah Pacitan dan sekitarnya yang memiliki hamparan pantai memanjang, namun perlu menyuguhkan sebuah keunikan dan ciri khas karakter sendiri.

Wisata harus mempunyai keunikan, misalnya budaya lokal, edukasi dan ekosistem lain yang harus digali. Slamet mengaku ini terninabobokkan suasana alam yang baik, tapi belum bisa digali.

"Apa identitas, keunikan ruh pariwisatanya itu dimana, kalau kita ngomong Bali, kita ngomong Ubud ya biasa-biasa. Uniknya menyuguhkan tarian khasnya, punya pengrajinnya, kita gali itu," ulasnya. 

Ia mengaku hal itu penting untuk bisa ditelurkan di daerah Pacitan dan destinasi-destinasi wisata di daerah lain. Apa buda atau keunikan yang membuat orang kembali lagi dengan identitas yang dimiliki.

Termasuk di Pantai Pidakan, Slamet telah mendiskusikan dengan Bumdes Makmur, Pidakan memiliki identitas apa. Sekarang sudah muncul salah satu kebudayaan, meski bukan berasal dari daerah situ, namun masyarakat cukup familiar dan menyukai.

Dengan begitu, menurutnya identitas unik akan membuat orang datang kembali serta bisa membuat interaksi dengan masyarakat sekitar. Targetnya, ia menginginkan semakin banyak wisata edukasi, pengalaman yang cukup diminati oleh wisatawan mancanegara.

"Kalau lokal memang bagus, tapi yang istilahnya dapat cuan, bule di situ budaya disitu dikembangkan akan menjual ke internasional," tandasnya.