Kripik Radja Hasil Pondok Pesantren Mambaul Ulum Malang Capai 1 Ton Per Bulan

Produk olahan PP Mambaul Ulum 'Kripik Radja'.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Sementara respon dari customer sendiri, Gus Ali menambahkan pembeda dari kripik-kerilik lain pertama itu renyah. Kedua, tidak membuat batuk sebab menjaga kualitas minyak yang digunakan merek ternama.

"Jadi sudah paham kalau saya makan keripik Raja ini kok tidak batuk," ulasnya.

Ia mengaku, masyarakat setempat sebenarnya telah membuat olahan singkong dan talas kripik sedari tahun 2000 silam. Akan tetapi, karena masih menggunakan peralatan manual, kualitas olahan kripik belum maksimal seperti sekarang.

Seperti packaging dan pengolahan belum terlihat bagus. Sehingga, menurutnya belum menarik bagi pembeli. Alhasil dalam proses produksi kuantitas belum bisa meningkat.

"Packaging awal itu hanya plastik sablon. Setelah packaging menggunakan aluminium foil itu Insyaallah tahun 2020 dari packing yang bagus. Alhamdulillah beberapa produk kita ini lebih masif," jelasnya.

Gus Ali menuturkan, usai packaging menggunakan aluminium foil, beberapa produk sering mengikuti pameran yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dan beberapa juga bergabung di One Pesantren One Produk (OPOP).

Termasuk, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Kabupaten Malang sering mengikuti pameran. Hasil pameran itu menurutnya juga menjadi pintu rezeki. Termasuk Gubernur Jawa Timur memesan dalam jumlah banyak saat 17 Agustus 2023 kemarin.