Kripik Radja Hasil Pondok Pesantren Mambaul Ulum Malang Capai 1 Ton Per Bulan
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Terbaru, olahannya mendapatkan permintaan pameran di salah satu perbankan nasional di Malang Town Square (Matos). Berlanjut 2 hari itu diikutkan pameran oleh bank tersebut di Jakarta.
Gus Ali menerangkan alasan Kripik Radja dipilih untuk mengikuti pameran pertama memang kualitas. Sebab soal kualitas benar-benar terjaga, baik bahan maupun minyak yang digunakan mengolah.
"Kedua saya menjaga pelayanan, artinya ketika membutuhkan tepat pesanan, disiplin benar-benar kami utamakan," paparnya.
Ditanya soal musim penghujan, ia mengakui sementara sedikit berpengaruh. Karena bahan baku kripik tidak dijemur, selesai pengupasan, angsung masuk penggoreng. Sehingga meski tidak ada panas pun produksi tetap berjalan.
Produk olahan yang ditangani oleh 10 pekerja ini hanya memiliki dua varian rasa yaitu manis dan juga asin. Untuk harga sendiri perbungkus memiliki dua spesifikasi, yang pertama untuk kalangan menengah ke atas Rp 15 ribu per pcs. Sedangkan untuk yang biasa dijual di pasar harga 5 ribu.
Pria yang juga Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Mambaul Ulum Bantur ini mengaku untuk permintaan olahan keripik, paling banyak berasal dari toko-toko di sekitar Kecamatan Bantur. Termasuk di swalayan-swalayan sekitar.
"Kalau di dunia digital kita masih belum berjalan maksimal," bebernya.