Konsep Live In dan Paseduluran, Cara Unik KBA Lenggoksono Malang Kembangkan Wisata
- Viva Jatim/Ahmad Fatoni
Malang, VIVA Jatim – Pantai Lenggoksono merupakan pantai di Malang Selatan yang berada di sebuah Kampung yang sangat terpencil. Tebing dan jurang akan ditemui oleh para wisatawan untuk menuju pantai. Setelah Wisata Bahari berbasis lingkungan dikembangkan oleh Kampung Berseri Astra (Lenggoksono) Malang, pantai tersebut mendadak ramai dengan wisatawan lokal dan mancanegara yang datang.
Koordinator KBA Lenggoksono Malang, Agung Triono, mengatakan sebelumnya di Lenggoksono marak illegal fishing seperti mencari ikan dengan memakai bom dan potasium yang merusak terhadap ekosistem laut.
“Kami berangkat dari nol, dari kepedulian masyarakat terhadap kondisi ekosistem di pantai yang rusak dan hancur. Karena sebelum kami melakukan tindakan konservasi dan perlindungan dari illegal fishing itu kan pantai kami hancur, dibom, dipotasium, orang ngebom itu cari ikan dengan cara meledakkan laut, gila banget di Malang selatan itu, apalagi di tempatku," kata Agung kepada VIVA Jatim.
Hadirnya kelompok konservasi laut yang diketuai oleh pria yang terpilih sebagai Local Champion KBA Lenggoksono laut itu, Pantai Lenggoksono mulai pulih. Bersama timnya, ia menanam terumbu karang buatan. Lenggoksono pun ramai didatangi para wisatawan berkat promosi yang terus digalakkan. Bantuan promosi juga dilakukan oleh mahasiswa yang magang di Lenggoksono.
“Mulai ada mahasiswa yang magang tuh, terbantulah kami untuk mempromosikan wisata kami, waktu itu hanya facebook. Wes mulai banyak yang datang, ya awalnya sekitar ratusan hingga ribuan sampai 2017. Gila banget itu, gak kebayang desa yang tidak dikenal orang, kemudian orang dari mana-mana pada datang, baik bule atau orang lokal sendiri,” ceritanya.
Namun, ada yang berbeda antara wisata di Lenggoksono dengan wisata lainnya. Agung mengatakan bahwa wisata bahari ini adalah Wisata Berbasis Lingkungan atau disebut juga dengan ekowisata. “Kenapa saya tidak melepas kata eko-nya, karena kalau sampai dilepas, nanti kesannya orang hanya wisata, tapi tetap membuang sampah lalu pulang. Nah, saya maunya wisata Lenggoksono adalah wisata berkelanjutan, yakni memperhatikan nilai ekologi, sosial dan ekonomi.”
Selain itu, orang yang mengalir di dalam dirinya darah ayahnya yang aktifis lingkungan di desanya itu menginginkan wisata Pantai Lenggoksono tidak hanya dirasakan dampaknya oleh warga yang berada daerah selatan, tapi juga dirasakan oleh warga di wilayah utara. Agus berinisiatif mengangkat wisata kampung edukasi dengan potensi yang dikembangkan adalah live-in. Artinya wisatawan yang berkunjung ke Lenggoksono diajak untuk menghabiskan waktu di homestay yang disediakan oleh warga setempat. Sehingga wisatawan mendapat pengetahuan bagaimana kehidupan desa di Lenggoksono.
“Homestay di sini saya branding tinggal di dalam rumah. Dengan itu, wisatawan kota bisa tahu kehidupan masyarakat kampung serta bagaimana ramahnya masyarakat di sana. Bedanya wisata di tempat lain dengan wisata kami juga mengedepankan paseduluran (persaudaraan). Wisatawan yang ke Lenggoksono itu akan merasa bertemu dengan saudara. Kami mencoba untuk mengenalkan ke ramahan yang pure serta toleransi yang kuat di Lenggoksono, antara Islam dan Kristen misalnya. Ini yang sering kami promosikan, namun tentu tidak mudah,” paparnya.
“Homestaynya yang menyediakan masyarakat sendiri, ya rumah yang layak lha. Pastinya orang kota kan butuh kenyamanan. Yang terpenting kamar mandi bersih, orangnya ramah-ramah. Selain itu, saya menjual kearifan lokal, seperti memasak di tungku kayu bakar misalnya. Ya kita sediakan bagi yang meminta, istilahny pawon kan. Atau ada yang ingin ngopi di depan pawon, ya kita sediakan, makanan khas Lenggoksono atau kuliner dari Lenggoksono,” lanjutnya.
Agung mengatakan bahwa mengajak masyakat itu tidak mudah, sebab SDM mereka yang masih rendah dalam hal mempromosikan potensi wisata di Lenggoksono. Sehingga ia meminta media cetak maupun online untuk membantu mempromosikan potensi wisata di Lenggoksono.
Setelah sukses dalam mengembangkan Wisata Bahari dengan melibatkan warga di Lenggoksono, kini Agung juga fokus di sektor pendidikan, di mana juga menjadi bagia dari program empat pilar Kampung Berseri Astra. Kegiatan itu berupa Sanggar Pasinaon Maritim. Sanggar ini tempat anak-anak belajar tari-tarian, musik, dan sebagainya yang telah dilengkapi dengan alat-alat seperti angklung. Agung juga berjuang mengumpulkan buku-buku agar bisa dibaca oleh anak-anak di Lenggoksono. Semua kegiatan itu bertujuan agar anak-anak tidak bergantung pada gadget. Sanggar Pasinaon Maritim ini juga menjadi pusat kegiatan masyarakat. “Aksi penanaman, pengolahan sampah dan limbah dan sebagainya di tempat itu. Aku ingin mengangkat Sanggar Pasinaon Maritim itu sebagai tempat belajar dari anak-anak sampai dewasa,” ucapnya.
Diketahui, KBA Lenggoksono Malang diresmikan menjadi bagian dari Kampung Berseri Astra pada tanggal 28 Juli 2021. Kampung Berseri Astra merupakan salah satu program yang diinisiasi oleh PT. Astra International tbk, Perusahaan publik terbesar yang berjalan di sektor jasa keuangan, pertambangan, industri dan lain sebagainya. Astra juga menjadi perusahaan yang mendorong orang-orang atau kelompok yang menginspirasi dalam kepeduliannya terhadap lingkungan dan masyarakat.