Cerita Pak Minto tentang Ekspor Ikan Mas Koki Capai 60 Ribu Ekor di DSA Wajak Lor Tulungagung

Minto (46) bersama Ikan Mas Koki yang berkualitas ekspor.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

"Sudah masuk ke eksportir. Untuk ekspornya ke Australia, Inggris, sama Jepang. Ini coba masuk lagi ke daerah Kanada sama Afrika," terang Minto kepada awak media.

Ia lalu menceritakan tentang tantangan sebagai pembudidaya ikan emas saat musim pancaroba yakni peralihan dari musim hunan ke kemarau. Ia mengungkapkan biasanya tidak sedikit ikan yang sakit. Maka salah satu cara yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengurangi air dan porsi makan ikan.

"Soalnya sampai saat ini belum ada obat ya. Tapi cara kita mengatasinya seperti itu," bebernya sambil menyeruput kopi.

Pria dengan spesialis pemasaran ikan ini menjelaskan tentang angka permintaan per bulannya. Rata-rata per bulan di kisaran 40 ribu. Namun memasuki pancaroba, permintaan mengalami penurunan.

Minto juga menjelaskan tentang perbedaan pemeliharaan ikan mas dengan jenis ikan lainnya. Minto mengaku Ikan Mas Koki lebih mudah untuk perawatan dan lebih kuat dalam menghadapi suhu. Rata-rata usia nol sampai mulai pembibitan 2 bulan sudah mulai bisa dijual untuk memenuhi pasar.

Sambil menatap ikan-ikan yang sedang asyik bergerak ke sana kemari, Minto melanjutkan ceritanya. Menurutnya, ikan usai dua bulan harganya di kisaran Rp 1.500. Namun jika untuk bibit kualitas kontes akan tergantung pada perawatan, mulai pola makan, dan asupan gizi.

Sedangkan untuk ikan berumur tiga bulan seharga 10 ribu per ekor dengan calon pembeli bisa memilih. Berangkat dari situ, Minto mengatakan petani yang mengambil untuk kontes sudah bisa memilih kualitas kontes dari bentuk ikan hingga warna yang muncul.

"Usia dua bulan bisa dipilih dan sudah kelihatan. Nanti petani ingin yang dibesarkan artinya diambil yang bagus-bagus. Satu indukan ukuran besar bisa 5 ribu ekor bisa sampai 150 sampai 200 ribu," bebernya.