Sambut Tahun Baru Imlek 2023, Simak Sejarah Vihara Avalokitesvara Di Madura Ini

Vihara Avalokitesvara
Sumber :
  • IST/Jatim Viva

JatimVihara  Avalokitesvara merupakan salah satu vihara yang berada di pulau Madura, tepatnya di Kabupaten Pamekasan Madura. Dalam sejarahnya, mulanya Vihara Avalokitesvara ini merupakan sebuah klenteng yaitu sebuah bangunan bercungkup dengan atap daun kelapa yang dibangun sekitar awal tahun 1900-an.

Vihara  Avalokitesvara ini pada zaman dahulu digunakan untuk menampung temuan patung-patung dari kerajaan Majapahit yang dikirim untuk salah satu kerajaan di Pamekasan. Hal ini ditandai dengan adanya bukti bahwa sekitar tahun 1400 M, Kerajaan Jamburingin (Proppo-Pamekasan) berencana membuat candi di pusat kraton.

Kala itu, Majapahit sebagai induk penguasa wilayah Jamburingin membantu pembangunan Candi dengan mengirim beberapa arca (patung) pemujaan. Patung-patung tersebut dikirim dengan kapal laut lewat Pelabuhan Talang yang berjarak kurang lebih 35 km dari Jamburingin.

Namun pengiriman ke lokasi Candi gagal karena angkutan rusak. Penguasa Jamburingin lantas memutuskan untuk membangun candi di sekitar Pelabuhan Talang. Saat Islam mulai menyebar di daerah Pamekasan menyebabkan pembangunan Candi di Pantai Talang pun tak kunjung terlaksana.

Patung-patung kiriman dari Majapahit ditinggalkan orang, terbengkalai dan perlahan lenyap tertimbun tanah Hingga pada awal 1800-an patung-patung tersebut tidak sengaja ditemukan kembali oleh seorang petani ketika menggarap ladangnya. Pemerintah Hindia Belanda kemudian menugaskan Bupati Pamekasan saat itu, Raden Adullatif Palgunadi yang bergelar Panembahan Mangkuadiningrat I (1804-1842) untuk mengangkat dan memindahkan patung-patung tersebut ke Kadipaten Pamekasan.

Namun, karena keterbatasan sarana, patung-patung tersebut gagal lagi untuk diangkut. Akhirnya patung-patung tersebut tetap dibiarkan berada di tempat semula ketika ditemukan.

Sekitar tahun 1900, sebuah keluarga keturunan Tionghoa membeli tanah yang mana patung-patung tersebut berada. Setelah dibersihkan, diketahui bahwa itu adalah patung-patung Buddhis aliran Mahayana versi Majapahit.

Patung-patung tersebut dikumpulkan dalam sebuah bangunan bercungkup dengan atap daun kelapa. Seiring waktu mulai dibenahi dan jadilah Vihara Avalokiteshvara (Kwan Im Kiong) Kelenteng Pamekasan sampai saat sekarang di tempat ini adalah patung Bodhisattwa Avalokiteshvara (Kwan Im Pho Sat) gaya Majapahit dengan ukuran tinggi 155 cm, tebal tengah 36 cm dan tebal bawah 59 cm. Kwan Im bermudra anjali ini diapit dua pendampingnya yang merupakan arca baru.

Arca era Majapahit lain yang ditemukan di tempat ini adalah Tri Buddha (Sam Po Hud), yang di sini meliputi Buddha Amitabha, Buddha Amogasiddhi, dan Buddha Ratnasambhava. Semua arca terbuat dari batu hitam, namun sekarang diwarnai kuning keemasan.