Sejarah Tombak Kiai Upas dari Kerajaan Mataram (I)
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
"Ia mencari kok tidak ada pusaka tersebut. Akhirnya perawan itu menjadi hamil, setelah bersih desa selesai, Ki Wanabaya malu dan merasa berdosa. Perempuan hamil gara-gara pusaka yang ia pinjami," terang Winarto.
Ki Wanabaya yang malu akhirnya bertapa di Gunung Merapi. Bulan berganti bulan, sosok anak yang dikandung tersebut lahir di dunia dengan wujud seekor ular. Bertambah dewasa, bertanya kepada ibunya keberadaan sang ayah. Sang ibu memberi tahu jika ayahnya sedang bertapa di Gunung Semeru.
"Kalau ingin mencari kesana berangkatlah. Setelah bertemu di sana, mengaku kalau ia adalah anaknya. Ki Wanabaya menjawab saya terima. Tetapi ada syaratnya kamu harus bisa melingkari Gunung Merapi," paparnya.
Benar saja, anak yang berwujud ular melingkari Gunung Merapi, namun tinggal satu ukuran 5 jari tangan untuk bisa bersambung. Ia meminta izin menambah kekurangan dengan lidah. Ternyata benar, ular tersebut berhasil melingkar utuh.
Ki Wanabaya memotong lidah ular hingga berubah wujud menjadi Pusaka Lidah Baru Klinting Kiai Upas. Sementara badan ular menjauh ke arah pantai selatan, Ki Wanabaya ikut lari mengejar hingga pantai selatan dan berubah wujud menjadi sebuah kayu.
"Kayu tersebut digunakan untuk landean Kiai Upas Baru Klinting," kata Winarto.