Sejahtera Berkat Sapi Perah
- Nur Faishal/Viva Jatim
Dia menjelaskan, mozzarella juga dipilih karena Kampung Brau merupakan salah satu sentra sapi perah di Kota Batu. Artinya, kebutuhan akan bahan dasar mozzarella terjamin. "Kampung Brau ini, kalau dihitung jumlah penduduknya itu [lebih] banyak sapinya," kata Munir di rumah produksi mozzarella Kampung Brau pada 30 Agustus 2023 lalu.
"Makanya Brau ini diistilahkan Kampung Sapi atau Kampung Susu. Jadi, total penduduk di sini sekitar 500, tapi jumlah sapinya kalau diakumulasi itu kurang lebih sekitar 1.200-an. Jadi, kalau di masyarakat Kampung Brau ini, itu peternakan sapi perah semacam home industri," ujar Munir.
Kendati sempat didera penyakit mulut kuku (PMK), namun para peternak sapi perah di Kampung Brau tak patah arang. Mereka tetap bangkit. Saat ini, lanjut Munir, produksi susu di Kampung Brau kurang lebih 5.000 liter setiap hari. Itu masih kurang dari permintaan pasar yang berjumlah sekira 10 ribu liter setiap hari.
Pun demikian dengan produksi mozzarella di Kampung Brau. Sementara ini jumlah produksinya terpaksa harus dibatasi karena bahan bakunya yang terbatas. Padahal, kata Munir, permintaan dari luar negeri atau ekspor mozarella produksi Kampung Brau sudah ada. "Tapi belum bisa kami penuhi karena bahan bakunya terbatas," ujarnya.
Kampung Brau adalah satu di antara penghasil susu dan turunannya di Kota Batu. Berdasarkan data Dinas Peternakan kota setempat, hingga saat ini terdapat 9.356 ekor sapi perah. Sementara untuk sapi potong sebanyak 3.249 ekor. Mengingat besarnya pendorong bagi kesejahteraan masyarakat, Pemkot Batu pun memperhatikan betul anggaran untuk peternakan, termasuk sapi perah.
Selain di Batu, Kabupaten Malang juga memiliki banyak titik penghasil susu sapi. Di antaranya di Pujon. Di kecamatan ini ada salah satu koperasi, salah satu pemasok susu ke Nestle. Namanya Koperasi Susu Sinau Andandani Ekonomi atau Koperas SAE. Selain peternakan, koperasi ini juga mengembangkan usaha produk-produk penganan dengan bahan dasar susu.