Ragam Aktivitas Ini Picu Adhesive Capsulitis, Dokter Akan Lakukan Hal Ini untuk Mengatasinya

Ruslan Nazarudin Simanjuntak mempraktekan metode peregangan
Sumber :
  • Viva Jatim/M Dofir

Surabaya, VIVA JatimAdhesive capsulitis, atau yang lebih dikenal sebagai frozen shoulder, adalah kondisi medis yang menyebabkan rasa nyeri dan kekakuan pada sendi bahu. Penyebab pasti kondisi ini belum sepenuhnya dipahami, namun beberapa aktivitas tertentu diketahui dapat memicu atau memperburuk kondisi ini.

Prof Dr G Ruslan Nazarudin Simanjuntak, seorang ahli ortopedi dari ALTY Orthopaedic Hospital, menjelaskan bahwa beberapa aktivitas yang melibatkan gerakan berulang atau tekanan berlebih pada bahu dapat meningkatkan risiko terjadinya adhesive capsulitis.

Dan paling beresiko mengalami bahu kaku, ialah mereka yang berusia di atas 40 tahun, penderita diabetes dan berjenis kelamin perempuan.

"Tapi biasanya itu [dialami] orang yang jatuh, kemudian dia nahan menggunakan tangannya buat menopang. Ataupun mereka yang sering angkat berat atau belanja bawa barang kiri kanan dengan berat lebih dari biasanya itu sebagai salah satu penyebab," ujar Dr G Ruslan saat berada di Surabaya, Senin, 1 Juli 2024.

Selain itu, gerakan badan berputar saat mengambil sesuatu dari kursi kemudi ke bangku belakang mobil juga bisa memicu terjadinya kondisi ini. Pekerjaan yang membutuhkan posisi duduk dengan bahu yang kaku atau membungkuk dalam waktu lama juga dikatakannya, dapat berkontribusi.

Nah, untuk mengatasi adhesive capsulitis, dokter biasanya akan melakukan beberapa langkah pengobatan.

Dr G Ruslan menjelaskan, langkah pertama yang direkomendasikan adalah terapi fisik, "terapi fisik sangat penting untuk mengembalikan rentang gerak dan mengurangi kekakuan pada bahu," katanya.

Penderita akan diajarkan berbagai latihan peregangan dan penguatan yang dirancang khusus untuk bahu dengan memutar sendi. Ia menyebut, latihan ini terkadang menimbulkan rasa sakit karena prosedur melibatkan pergerakan bahu secara paksa untuk memecah jaringan parut yang menyebabkan kekakuan. Oleh karena itu, pasien harus disuntik bius.

Selain terapi fisik, pengobatan juga dapat melibatkan pemberian obat antiinflamasi untuk mengurangi peradangan dan nyeri. Dalam beberapa kasus, injeksi kortikosteroid dapat diberikan langsung ke sendi bahu untuk membantu mengurangi peradangan dengan cepat.

"Jika terapi fisik dan pengobatan tidak berhasil mengatasi kondisi tersebut, prosedur medis lainnya mungkin diperlukan. Salah satu prosedur yang sering dilakukan adalah manipulasi bahu di bawah anestesi," lanjutnya.

Dalam kasus yang lebih parah, operasi arthroscopic mungkin diperlukan untuk menghilangkan jaringan parut yang tebal. Operasi ini biasanya menjadi pilihan terakhir jika semua metode lainnya tidak berhasil.

"Namun 70 persen bisa ditangani dengan cara terapi," tandasnya.

Dari semuanya itu, Dr G Ruslan menekankan pentingnya melakukan pencegahan terjadinya adhesive capsulitis. Yaitu dengan menjaga bahu tetap aktif dan melakukan peregangan secara teratur, terutama jika sering melakukan aktivitas yang dapat memicu kondisi ini.

Kesadaran akan penyebab dan penanganan adhesive capsulitis sangat penting untuk menghindari dampak jangka panjang dari kondisi ini. Dengan pengobatan yang tepat dan perubahan gaya hidup yang diperlukan, penderita dapat pulih sepenuhnya dan kembali menjalani aktivitas sehari-hari tanpa rasa sakit.

"Jaga pola makan yang bisa meningkatkan resiko diabetes dan hindari merokok juga," tutupnya.