Benarkah Micin Bisa bikin Bodoh? Berikut Faktanya menurut Dokter

Ilustrasi micin
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, VIVA JatimMonosodium Glutamat (MSG) atau micin seringkali dianggap sebagai penyebab berbagai masalah kesehatan. Bahkan juga diyakini menjadi sebab seseorang bodoh. Lantas benarkah demikian? 

Dilansir dari VIVA, Jumat, 25 Oktober 2024, dr. Tirta dalam kanal YouTube Raditya Dika mengungkap berbagai fakta menarik mengenai MSG dan batasan asupan harian yang perlu diperhatikan.

Apa Itu MSG?

MSG atau monosodium glutamat merupakan senyawa yang digunakan sebagai penyedap makanan. Istilah "micin" di Indonesia merujuk pada MSG, yang sebenarnya adalah bentuk garam dari asam amino glutamat. Glutamat itu sendiri adalah salah satu komponen dari asam amino non-esensial yang bisa ditemukan secara alami dalam beberapa makanan, termasuk jamur.

“MSG ditemukan di Jepang dan digunakan secara luas dalam masakan, khususnya di restoran China yang mulai populer di Amerika. Meskipun MSG memberikan rasa gurih yang lezat, ada banyak kesalahpahaman tentang efeknya terhadap kesehatan,” kata dr Tirta.

Sindrom Restoran China

Salah satu istilah yang sering dipakai terkait MSG adalah "Chinese Restaurant Syndrome". Ini terjadi pada waktu ketika restoran China mulai banyak bermunculan di Amerika Serikat, dan banyak orang mengeluhkan gejala setelah makan di tempat tersebut. dr. Tirta menjelaskan bahwa gejala ini disebabkan oleh rasa gurih yang berlebihan, bukan semata-mata dari MSG.

"Efek tersebut lebih terkait dengan konsumsi garam yang berlebihan daripada MSG itu sendiri. Saat kita menganggap sesuatu terlalu gurih, kita cenderung menambah asupan natrium yang bisa memicu hipertensi," ungkap dr. Tirta lagi.

Mitos: Micin Bikin Bodoh?

Salah satu mitos yang paling umum adalah anggapan bahwa konsumsi MSG dapat menyebabkan penurunan fungsi otak atau membuat seseorang "bodoh". dr. Tirta menegaskan bahwa penelitian yang menyebutkan hal tersebut biasanya dilakukan pada hewan, seperti tikus.

Dalam penelitian ini, tikus diberi dosis MSG yang sangat tinggi, jauh di atas batas asupan yang direkomendasikan, yang menyebabkan perubahan ukuran otak mereka.

"Dalam konteks manusia, asupan MSG yang wajar berdasarkan rekomendasi WHO tidak akan memberikan efek buruk. Jadi, tidak benar jika micin membuat bodoh. Yang harus diperhatikan adalah jumlah dalam konsumsinya," jelas dr. Tirta.

Batas Asupan Harian yang Direkomendasikan

dr. Tirta mengingatkan bahwa seperti semua zat gizi lainnya, MSG pun harus dikonsumsi dalam batas yang aman. WHO merekomendasikan asupan harian MSG maksimal 30 mg per kilogram berat badan. Secara umum, rata-rata konsumsi MSG di masyarakat adalah antara 1,8 hingga 2 gram per hari, setara dengan 0,5 hingga 1 sendok teh.

Di samping MSG, dr. Tirta juga menekankan pentingnya memperhatikan asupan gula dan garam. Berikut adalah batasan asupan harian yang disarankan:

1. Gula: 50 gram (sekitar 4 sendok makan)

2. Garam: 2 gram (sekitar 1 sendok teh)

3. MSG: 30 mg/kg berat badan (rata-rata 1,8-2 gram)

"Ketika kita mengonsumsi kecap, saus, atau sambal, kita juga harus memperhitungkan natrium yang sudah terkandung di dalamnya. Penting untuk tidak melewati batas ini agar tetap sehat," tambahnya.

MSG dan Kesehatan: Apa yang Harus Diperhatikan?

Konsumsi MSG dalam jumlah yang wajar tidak akan berdampak buruk bagi kesehatan. Namun, mengonsumsi natrium atau garam dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk hipertensi dan sindrom metabolik.

Dr. Tirta juga menyoroti bahwa banyak orang yang mengeluh ketika merasakan makanan yang kurang asin atau gurih, sehingga mereka cenderung menambah garam atau MSG, padahal sebenarnya sudah dalam batas yang cukup.

"Hal yang perlu diingat adalah bahwa setiap komponen makanan harus dikonsumsi dengan bijak. Terlalu banyak gula dapat menyebabkan diabetes, sementara konsumsi natrium yang berlebihan dapat menyebabkan hipertensi," tegasnya.

Pola Hidup Sehat: Olahraga dan Nutrisi

Selain memperhatikan asupan zat gizi, dr. Tirta juga menggarisbawahi pentingnya pola hidup sehat, termasuk olahraga. Menurutnya, setiap orang idealnya berolahraga sekitar 150 menit per minggu. Aktivitas fisik ini tidak hanya penting untuk menjaga kesehatan fisik tetapi juga mental.

"Bagi mereka yang memiliki gaya hidup santai, olahraga di malam hari bisa menjadi pilihan. Namun, jika aktivitas harian sudah padat, sebaiknya fokus pada tidur dan melakukan aktivitas fisik saat akhir pekan," saran dr. Tirta.

Manajemen Asam Lambung

Asam lambung bisa menjadi masalah bagi banyak orang, tetapi dr. Tirta menjelaskan bahwa ini jarang menyebabkan kematian. Namun, gejalanya bisa sangat menyiksa. Untuk menghindari naiknya asam lambung, dianjurkan untuk makan dalam porsi kecil namun sering.

"Ketika perut mulai tidak nyaman, segera konsumsi makanan atau minuman ringan, meskipun hanya air putih. Ini bisa membantu meredakan asam lambung," tambahnya.

Banyak mitos dan kesalahpahaman seputar konsumsi MSG yang perlu diluruskan. Meskipun ada beberapa risiko kesehatan terkait dengan konsumsi berlebihan, selama dikonsumsi dalam batas yang wajar, MSG, gula, dan garam tidak perlu dihindari secara ekstrem.

Dengan memperhatikan asupan harian dan menjaga pola hidup sehat, kita dapat menikmati makanan dengan aman dan tetap sehat.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Menguak Mitos dan Fakta Soal Micin, Benarkah Bisa Bikin Bodoh?