Polemik Penggunaan Media Sosial pada Anak: antara Mendidik dan Senang-senang

Ilustrasi anak main gadget
Sumber :
  • viva.co.id

Surabaya, VIVA Jatim – Kemajuan teknologi dan informasi membawa dua dampak sekaligus, yakni positif dan negatif. Salah satu dari dampak tersebut menimpa seseorang tergantung sejauh mana mereka bijak menyikapinya. Termasuk dalam aspek penggunaan media sosial pada anak

Menurut pengamatan Ketua KPAI Ai Maryati Sholihah, alasan orang tua mengizinkan anak-anak mereka dalam menggunakan media sosial, meskipun masih di bawah umur. Ai menyebut bahwa sebanyak 7 dari 10 anak di Indonesia saat ini menggunakan internet. 

Tujuan anak-anak menggunakan internet menurut orang tua mereka adalah untuk berkomunikasi dan membuka pengetahuan. Namun, berdasarkan survei, sebanyak 74 persen dari 50 anak yang ditanyai olehnya, mayoritas menjawab menggunakan internet untuk bersenang-senang. 

Hal itu disampaikan saat mengisi acara Bincang Santai Festival Keluarga Indonesia yang digelar oleh Satgas Gerakan Keluarga Maslahat NU di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu-Minggu, 1-2 Februari 2025.

"Dalam 3 tahun ini anak korban pornografi masuk 5 besar dalam laporan paling banyak ke KPAI, pertama pelecehan seksual, kedua korban fisik dan psikis, ketiga pornografi, keempat konflik hukum, kelima eksploitasi (khususnya di media sosial)," ungkapnya, seperti dikutip dari VIVA, Selasa, 4 Februari 2025. 

Salah satu sumber masalah dalam hal ini adalah kurangnya pengawasan dari orang tua, kemudian negara harus mencari solusi mengatasi permasalahan ini dengan membantu meningkatkan tingkat literasi para orang tuanya.

Sekretaris LKK PBNU itu juga berharap bahwa masyarakat Indonesia bisa mengendalikan teknologi komunikasi dan merefleksikannya secara bersamaan.

Sementara itu, Bagian perlindungan dan Tata kelola anak lembaga "Save The Children" Bagus Wicaksono menyebutkan beberapa hal yang membuat adanya kerenggangan di dalam keluarga.

"Hal yang membuat keluarga merenggang yang pertama individualisme (mementingkan diri sendiri), kedua adanya gap interaksi, ketiga menurunnya keharmonisan, keempat kurangnya komunikasi," ungkapnya.

Permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak sekarang adalah mereka kurang mendapatkan perhatian mengenai hal yang disukai olehnya dalam hal ini seperti hobi, penting bagi orang tua mengetahui dan mendukung apa yang dikehendaki oleh anak.

"Hal itu harus mengajak berbagai pihak pemerintah dan lainnya untuk mengetahui hobi dan mendukung yang menjadi kesukaannya hal ini bisa meningkatkan keharmonisan dalam keluarga," jelas Bagus.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Bincang Festival Keluarga Indonesia Bahas Tips Cerdas Finansial hingga Cara Gen Z Atasi Luka Batin