Mencoba Pertarungan Rumble Open Sparing, Jadi Wadah Combat Fighter
- Nur Faishal/Viva Jatim
Surabaya, VIVA Jatim – Di kota-kota besar, seperti Surabaya masih banyak terjadi aksi-aksi kriminal yang dilakukan kelompok-kelompok kriminal. Seperti bullying, premanisme, hingga tawuran. Hal ini tentu membuat masyarakat tidak merasa aman dan nyaman.
Rupanya, hal itu lah yang mendorong pemilik Rumble Training Camp, Jeffri Oktavian untuk mencetuskan Rumble Open Sparing (ROS). Tak disangka, animo member dan masyarakat membeludak.
Hingga 3 kali digelar, kegiatan tersebut selalu ramai peminat. Ada belasan hingga puluhan member yang selalu mendaftar untuk bisa 'adu jotos' secara aman di dalam ring dengan ketentuan bak pertandingan profesional.
"Kegiatan ini sebelumnya sudah 2 kali digelar. Setiap 3 sampai 4 bulan sekali, selalu kita adakan, terakhir acaranya di Rumble Training Camp Citraland pada 8 Juli 2023 lalu," kata Jeffri dalam keterangannya, Jumat, 21 Juli 2023.
Hal senada disampaikan, Co-Founder Rumble Training Camp Surabaya, Febriansha. Menurutnya, pertandingan yang digagas tanpa menggunakan embel-embel 'fight' itu lantaran mayoritas peserta berasal dari member. Namun, sebagian diantaranya dari umum.
"90% (peserta ROS) dari rumble di 4 cabang (Klampis, Laves, Citraland & Malang). Nah, di atas Ring lewat acara ROS ini para member kita akan diadu secara teknik dan fisik," ujar dia.
Dalam pertandingan, peserta juga diwajibkan menggunakan teknik yang sudah diajarkan (bagi para member). Mengingat, ada 2 jenis pertandingan yang digelar, yakni kick boxing dan boxing.
Selain itu, peserta juga wajib menggunakan protect, seperti helm, pengaman, dan sarpras penunjang lainnya. Tak ayal, pertandingan berlangsung bak profesional, walaupun kelas member atau pemula.
"Tujuannya untuk mewadahi member rumble untuk mewadahi member rumble supaya merasakan pertandingan beneran feeling'nya seperti ini loh. Mulai tegang, nervous, sampai disorakin penonton. jadi, ekosistemnya lebih hidup," imbuh dia.
Sementara itu, General Manager Rumble Training Camp, Ferdinand Kristian menegaskan, goals yang disasar tak hanya merasakan feel pertandingan sesungguhnya seperti apa, namun juga menekankan gerakan, teknik, dan pelbagai tata cara pertandingan profesional kepada para peserta.
"Ya ibarat sekolah kalau hariannya belajar, nah pertandingan ini adalah ujiannya. Selain itu, orang luar juga bisa bergabung dan kita show, biasanya kita persiapkan 3 sampai 4 bulan, jadi kita juga nggak mau kasih pertandingan seperti preman, tapi punya skill dan teknik yang bagus," tutur dia.
Dengan begitu, ia optimis animo masyarakat tentang combat sport kian meningkat.
"Daripada tarung di jalan, sok jagoan, dan ngebully orang, mending buktiin aja di kompetisi, tapi lebih ke combat sport dengan rules dan ketentuan," tutup pria yang juga menjabat sebagai Event Promoter Rumble Training Camp itu.