Tekan Subsidi Elpiji, IAITB Jawa Timur Dorong Percepatan Konversi Gas
- Mokhamad Dofir/Viva Jatim
Hadi mengatakan, kebutuhan bahan bakar minyak tanah air saat ini hampir satu juta per barel setiap hari. Sementara produksi nasional hanya 580 ribu barel per hari, sehingga sisanya terpaksa impor.
"Kita kan nggak boleh menggunakan energi berbasis impor. Kita harus menggunakan energi yang sudah produksi sendiri," tandasnya.
Sedangkan konversi elpiji ke gas sampai saat ini masih sangat kecil. Lima persen dari total keseluruhan konsumsi gas di tanah air. Sehingga kata dia, hal ini perlu ditingkatkan supaya beban subsidi berkurang.
"Kalau kita bisa membangun kluster-kluster gas, pusat-pusat bisnis, kawasan-kawasan industri. Konversi kendaraan-kendaraan menggunakan gas ya kita bisa meningkatkan penggunaan gas mengurangi penggunaan BBM berkurang. Pertalite itu masih disubsidi, elpiji masih disubsidi, nah itu kira-kira. Dengan peningkatan penggunaan gas maka otomatis subsidi akan turun," tandasnya.
Hadi menjelaskan, ada sejumlah tantangan terealisasinya program konversi elpiji ke gas. Salah satu diantaranya masih banyak pihak yang suka dengan impor karena memberikan keuntungan sepihak.
"Karena mereka jelas terganggu kalau kita masih menggunakan gas," tutupnya.