Puluhan Makam Terdampak Tol Probowangi Dibongkar, Ahli Waris Pasrah

Puluhan warga melakukan pembongkaran dan pemindahan makam terdampak tol Probowangi.
Sumber :
  • Istimewa

Situbondo, VIVA Jatim –Puluhan makam terdampak pembangunan jalan tol Probolinggo-Banyuwangi atau Probowangi, yang berada  di Desa Belimbing Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, dibongkar dan dipindahkan.

Ahli waris yang mengetahui makam leluhurnya dipindahkan satu persatu hanya bisa pasrah dan tidak bisa berbuat banyak.

Menurut Hafid, salah seorang aktivis di Kecamatan Besuki, pembongkaran 51 makam tersebut hingga saat ini belum mendapatkan kejelasan terkait kompensasi pembongkaran makam bagi pihak keluarga.

"Pihak keluarga hingga saat ini belum mengetahui berapa besar uang kompensasi yang akan diterima dengan pemindahan makam tersebut," ujarnya dikutip dari RRI pada Kamis, 22 Februari 2024.

Jika bercermin dengan pemindahan makam terdampak tol di Desa Ketah, Kecamatan Suboh, maka tiap makam akan mendapatkan uang kompensasi sebesar Rp6 juta. Namun untuk pemindahan makam di Desa Belimbing ini belum ada kejelasan dari pihak tol.

“Warga banyak yang bertanya. Karena banyak informasi yang mengatakan bahwa satu makam antara Rp1 juta hingga Rp1,5 juta. Jadi belum ada kepastian," bebernya.

Sementara itu, Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Desa Blimbing, Besuki, Slamet saat dihubungi mengaku tahapan pemindahan makam tidak ada masalah yang cukup besar. 

Ia mengatakan, semua warga setempat sudah menyetujui pemindahan dan mereka sudah menyadari adanya program dari pemerintah yakni jalan tol Probowangi.

"Proses pemindahan juga menggunakan kearifan lokal. Contohnya, dilakukan ritual dan doa bersama dalam proses pemindahan mayat, sesuai syariah agama Islam," kata Slamet.

Menanggapi hal ini, Humas PT Wika Hadar mengaku bahwa pihaknya tidak terlibat dengan adanya pembongkaran makam. PT Wika hanya melakukan pembangunan proyek tol Probowangi ketika lahan yang akan dilewati sudah bebas.

Katanya, pembongkaran makam dilakukan oleh para ahli waris. PT Wika hanya membantu sebisanya, seperti mendatangkan alat berat, atau sekedar membantu biaya akomodasi termasuk konsumsi bagi pekerja pembongkaran makam.

"Kalau ada yang minta bantuan alat berat ya kita datangkan. Kadang kita menyumbang uang jajan. Jadi, kalau soal uang kompensasi makam bukan pada kami konfirmasinya. Kami tidak tahu juga,” ucap Hadar.