Semrawut, Pedagang Car Free Day Bakal Ditata Disebelah Barat Alun-alun Tulungagung

Suasana audiensi PKL CFD Tulungagung dengan OPD terkait.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Tulungagung, VIVA JatimPedagang kaki lima (PKL) yang berada saat Car Free Day di Alun-alun Tulungagung dinilai semrawut memenuhi bahu kanan-kiri jalan. Pemerintah bakal merelokasi disebelah barat Alun-alun.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Tulungagung, Johanes Bagus Kuncoro mengatakan sebelumnya acara Minggu pagi ini masih semrawut dsn belum tertata. Sehingga pemerintah masih memproses dan mengkonsep nyaman. Khususnya merumuskan Alun-alun Tulungagung bersih dari sampah saat Car Free Day.

"Selain UMKM, olahraga juga berekspresi masyarakat untuk latihan jaranan ini yang akan kita kembangkan. Agar bisa mandiri untuk menjaga kebersihannya. Alasan diberhentikannya karena limbah sampah," ujar Johanes Bagus Kuncoro usai bertemu dengan perwakilan PKL di kantor Dishub, Selasa, 2 Juli 2024.

Bagus mengaku, ke depan akan menentukan dua perwakilan PKL melalui paguyuban satu dsn paguyuban dua. Sehingga ketika terjadi kesalahan maupun lainnya akan lebih mudah dalam memberikan sosialisasi.

Dishub Tulungagung menilai bahwa pemisahan pedagang tersebut supaya masyarakat yang melakukan aktifitas olahraga bisa lebih leluasa. Termasuk untuk parkir akan diletakkan di sepajang Apollo, timur Apotek Budi Mulia hingga di sekitar STAI Diponegoro.

"Sehingga masyarakat bisa ngopi, disitu parkir motornya nyaman. Supaya sebagai media ketemunya wong Tulungagung," ulasnya.

Bagus menjelaskan konsep tersebut tertuang dalam denah yang sudah berkoordinasi dengan Satlantas Polres Tulungagung dan Organisasi Perangkat Deerah (OPD) terkait. Hasil audiensi dengan perwakilan PKL akan diteruskan kepada Pemkab Tulungagung.

"Sementara hasilnya hari ini masih konsep. Nanti kita minta (pendapat) Pj Bupati, untuk akses ke pendopo nanti lewatnya melalui Kodim," tandasnya.

Senada, Kepala Satpol PP Tulungagung Sony Welli Ahmadi mengatakan bahwa dalam kebijakan ini leading sektor berada di Dishub. Pihaknya hanya berwenang dalam penertiban penataan untuk pedagang.

"Kita nanti cuma membantu penertibannya, kalau UMKM ranahnya Disperindag, untuk kebersihan dari DLH, serta pihak kecamatan dan OPD lainnya mempunyai tugas masing-masing," terang Sony Welli Ahmadi.

Sony mengakui bahwa pedagang bukan suatu masalah buat pemerintah. Hanya saja penataan seyogianya diberi ruang yang rapi, karena menambah penghasilan perekonomian dari masyarakat.

Akan tetapi, harus ada timbal balik juga tertib menyediakan tempat pedagang serta membantu kebersihan dan keindahan sebagai simbiosis mutualisme. 

"Keluhan masyarakat juga antara lainnya juga itu memang dari sisi kebersihan," imbuhnya.

Pihaknya mengaku kondisi Alun-alun Tulungagung memang kecil tapi disitu menjadi magnet bagi masyarakat Tulungagung, khususnya pada hari Minggu untuk datang. Ketika overload, pengunjung akan tidak nyaman dalam melakukan olahraga saat car free day.

"Kita juga tidak bisa menyetop bagi pengunjung, maka dari itu kita dari pemerintah daerah dengan OPD terkait menjadikan suatu destinasi," tandasnya.