Respons Mahfud MD Ihwal Rektor Unair yang Bungkam soal Dekan FK Dicopot

Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD
Sumber :
  • Viva

Surabaya, VIVA Jatim – Polemik penolakan wacana mendatangkan dokter asing yang dihembuskan Kementerian Kesehatan RI disinyalir ada kaitannya dengan pencopotan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga, Prof Dr Budi Santoso. 

Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Mahfud MD pun angkat bicara. Ia merespons pemberhentian Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Prof. Dr Budi Santoso tersebut. 

Apalagi, pemberhentian itu dikaitan dengan sikap penolakan Prof Budi Santoso terhadap wacana Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang ingin mendatangkan dokter asing ke Indonesia. 

"Publik menunggu kejelasan tentang pemberhentian Dekan Fakultas Kedokteran Unair Prof. Budi Santoso oleh Rektor Unair Rektor Unair Prof. Nasih," kata Mahfud MD melalui akun X resminya, Minggu, 7 Juli 2024.

"Prof. Budi maupun Prof. Nasih adalah sahabat baik saya. Keduanya adalah orang-orang baik, terbuka terhadap perbedaan, dan tawadhu' dalam keseharian," sambungnya.

Mahfud mengaku sering diundang memberikan ceramah baik di Unair maupun di FK Unair. Ia kerap diminta berbicara tentang 'Demokrasi dan Hukum' atau tentang 'Etika Profesi dan Etika Keilmuan'. 

"Sangat mengejutkan ketika ada berita pemberhentian atas Dekan FK tersebut oleh Rektor setelah ada berita Dekan FK menolak masuknya dokter-dokter asing ke Indonesia," ujarnya

Masalahnya, terang Mahfud, pihak Kemenkes telah membantah intervensi dalam pemberhentian Dekan FK Unair, karena tak ada hubungan strukturalnya. 

Sementara, pihak Unair hanya menjelaskan bahwa itu merupakan kebijakan internal. Padahal, Kemendikbud menyesalkan pemberhentian tersebut. "Masalahnya perlu dijawab dan diselesaikan oleh pimpinan Unair," ungkapnya.

Menurutnya, pemberhentian seseorang dari jabatan struktural harus ada alasan dan prosedurnya. Alasannya dan bagaimana prosedur pengambilan keputusannya harus dijelaskan secara terbuka, meskipun menimbulkan pro dan kontra. Apalagi terjadi di perguruan tinggi.

"Jangan sampai ada orang melempar batu ke Unair tapi menyembunyikan tangannya. Perguruan tinggi adalah salah satu benteng peradaban dalam menjaga integritas kecendekiawanan. Dengan segala hormat," tutup Mahfud

Diberitakan sebelumnya, Prof Budi Santoso diberhentikan dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair sejak Rabu, 3 Juli 2024, lalu. Keputusan pihak Kampus diduga karena pria yang akrab disapa Prof Bus ini menyuarakan penolakan atas program impor dokter asing yang diberlakukan pemerintah, dalam hal ini Menteri Kesehatan RI.

Prof Bus membenarkan bahwa dirinya dipecat dari jabatan Dekan FK. Ia juga mengiyakan bahwa itu adalah konsekuensi yang diterima akibat suara lantangnya menyuarakan penolakan impor dokter asing. "Proses saya dipanggil berkaitan dengan itu," katanya.

Prof Bus mengaku dipanggil oleh Rektor Unair pada Senin, 1 Juli 2024. Setelah itu ia diberhentikan secara resmi dari Dekan FK sejak Rabu kemarin. "Karena rektor pimpinan saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda," ujarnya memberikan penjelasan kepada wartawan.

Artikel ini telah tayang di VIVA.co.id dengan judul Rektor Unair Bungkam soal Dekan FK Dicopot, Mahfud Singgung Lempar Batu Sembunyi Tangan