5 Tantangan Koperasi Era Digital

Ketua Umum Dekopin, Sri Untari (dua dari kiri) saat menghadiri peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) di Kabupaten Kediri
Sumber :
  • Istimewa

Kediri, VIVA Jatim - Peringatan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) di Kabupaten Kediri berlangsung meriah. Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Sri Untari Bisowarno menyampaikan beberapa tantangan yang dihadapi koperasi masa kini.

Sri Untari menyebut, setidaknya ada lima tantangan. Yakni regulasi, sumberdaya manusia atau, teknologi, regenerasi, dan digitalisasi.

"Kalau dirangkum lima limanya ini bisa menjadi satu kesatuan dan menjadi bola besar. Kalau kita urai satu satu tidak cukup dalam seminggu," kata Sri Untari di Kediri, Rabu, 24 Juli 2024.

Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur ini menjelaskan tantangan pertama adalah regulasi. Kepada seluruh pengurus dan anggota harus diupayakan taati.

Namun ada regulasi yang mengungkung koperasi, sehingga tugas Dekopin termasuk jajaran ke bawah dekopin wilayah dan dekopinda melaksanakan trifungsi dekopin. 

"Yaitu edukasi, advokasi dan fasilitasi. Disaat regulasi menimbulkan ancaman bagi gerakan koperasi, maka dekopin akan cancut taliwondo untuk melakukan advokasi," ulasnya.

Untari mengaku adanya regulasi Permenkop 8 tahun 2023, yang mengancam insan koperasi, yakni kopwan-kopwan dan koperasi di tingkat RT di tingkat RW di tingkat kelurahan.

"Apa ancamannya? Ancamannya adalah modalnya harus 500 juta," tambahnya.

Ketika regulasi itu diterapkan, kata Untari, maka satu koperasi harus dimerger. Ia menyebut contoh di Kabupaten Malang ada Koperasi Ampel Gading Sejahtera dengan Koperasi Ampel Lenggok. Keduanya harus merger. 

Pada awal merger terjadilah ketidaksesuaian pendapat dari segi nama yang akan diambil setelah merger. Belum lagi perihal kepengurusan dan manajemen koperasi. Itu merupakan contoh kecil dampak merger bagi koperasi.

"Ini adalah diskusi yang tidak ketemu, ini tantangan regulasi. Tantangan yang paling berat, tapi pasti bisa, apapun bisa dijalankan ketika dijalani dan memberikan advokasi," bebernya.

Perempuan yang baru meraih Indonesia Inspiring Women 2024 dari Majalah Peluang ini menjelaskan tantangan kedua adalah SDM. Menurutnya, Kabupaten Kediri sudah menjawab dengan entrepeneur atau Kediri Muda Berkarya.

Ia melihat Pemkab Kediri membuat koperasi-koperasi millenial yang berasal dari karang taruna. Dimana kelak yang bakal dikembangkan di setiap kecamatan untuk bersinergi dan bekerjasama dengan lainnya.

"Tantangan ketiga regenerasi. Khusus alih generasi Kabupaten Kediri sudah memulai dan dinasnya melakukan pengaturan itu. Itu saya acungi jempol," ulasnya.

Sementara tantangan keempat dan kelima adalah teknologi dan digitalisasi. Keduanya, kata dia adalah sebuah keniscayaan. Kedua tantangan tersebut jika mampu dihadapi bisa membangun transparansi dan akuntabilitas.

"Tujuannya membangun trush, kepercayaan. Tak ada kepercayaan tanpa akuntabilitas, tidak akan pernah muncul tanpa adanya pertanggungjawaban yang jelas," tegasnya.