Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono Optimis Kerja Sama Bank Jatim dan Banten Saling Menguntungkan

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono
Sumber :
  • Pemprov Jatim

Surabaya, VIVA Jatim-Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerima kunjungan kerja jajaran Pemerintah Provinsi Banten dan Bank Banten, Jumat 26 Juli 2024. Mereka kemudian membahas tindak lanjut rencana Kelompok Usaha Bersama (KUB) serta dukungan sinergitas bisnis antara dua Bank Pembangunan Daerah (BPD) yakni Bank Jatim dan Bank Banten. 

Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono mengatakan kehadiran Pj Gubernur Banten bentuk keseriusan setelah sebelumnya melakukan Memorandum of Understanding (MoU). Apalagi Banten memiliki tekad ekspansi melebih DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Rencana KUB kedua BPD ini juga sebagai respons atas Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2020. Dalam aturan itu tertera bahwa Bank Milik Pemerintah Daerah wajib memenuhi modal inti minimum yang ditetapkan OJK paling sedikit sebesar Rp3 triliun paling lambat 31 Desember 2024.  

Meskipun begitu, Adhy menyatakan bahwa kerja sama ini bukan semata-mata memenuhi POJK Nomor 12 saja. Tetapi juga sebagai upaya bersama untuk memajukan ekonomi kedua wilayah, termasuk Indonesia.

"POJK ini bukanlah tujuan utama kita, saya ingin lebih dari itu. Bahwa rencana KUB kita ini bisa lebih bermanfaat. Tentunya kami optimis kerjasama ini akan saling menguntungkan,” ujar Adhy saat menerima rombongan Kunker yang dipimpin Pj Gubernur Banten Al Muktabar, di Ruang Bromo Bank Jatim.

Adhy melihat kesuksesan itu akan terwujud mengingat pangsa pasar di Banten sangatlah besar, utamanya jika diihat di Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Tangerang Selatan dan Kota Serang.

Saat ini, jelas Adhy, Bank Jatim telah melakukan KUB dengan BPD lain yaitu Bank Lampung dan Bank Syariah NTB. Total aset yang dimiliki Bank Jatim secara Stand Alone pada tahun 2024 diproyeksikan sebesar Rp105,96 triliun. Maka dengan KUB, total aset tersebut diproyeksikan bisa meningkat mencapai Rp132,23 triliun.

“Bank Jatim memiliki visi menjadi BPD nomor satu di Indonesia. Waktu itu, visi tersebut adalah mimpi karena tidak mungkin mengalahkan BJB yang waktu itu asetnya sudah mencapai Rp160 triliun, sedangkan kami masih di Rp107 triliun," katanya.

Adhy optimis keinginan agar Bank Jatim menjadi BPD nomor satu di Indonesia akan tercapai. Hal tersebut jika mengacu kepada KUB yang dilakukan dengan berbagai daerah, termasuk Bank Banten.

Dalam pertemuan tersebut, Adhy meyakinkan agar kedua BPD bisa saling membangun kepercayaan. Kemudian khusus untuk Bank Jatim, ia berharap bisa ekstra dalam membawa Bank Banten tidak hanya menuju modal inti Rp3 triliun tapi juga membawa paket-paket produknya agar bisa masuk dan diaplikasikan. 

“Kami harap juga jika nanti Bank Jatim dan Banten sudah bersatu, maka banyak sekali potensi yang bisa kita gaet. Harapannya akan terjadi perubahan signifikan pertama terkait aset, menajemen, kemudian peningkatan kapasitas, akuntabilitas dan pada akhirnya pendapatan dari laba maupun laba yang dibukukan untuk PAD,” tuturnya.

Sementara itu, Pj. Gubernur Banten Al Muktabar menyampaikan bahwa kerja sama yang dilakukan antara Jatim dan Banten merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo yang bertujuan tidak ada Bank gagal di Indonesia. 

“Tujuannya adalah bagaimana bank daerah bisa terus survive,” katanya.

Keberadaan BPD sangat penting untuk menjaga likuiditas di daerah serta adanya nilai tambah dan nilai profit. Sehingga penting sekali untuk melakukan KUB untuk menjaga kondisi yang harus dikuatkan.  

“Kami mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan oleh jajaran Pemprov Jatim. Semoga KUB antara Bank Banten dan Bank Jatim ini bisa membawa keberkahan tidak hanya bagi BPD masing-masing tapi juga bagi masyarakat kedua wilayah,” pungkasnya.