Khofifah Bicara Pentingnya Menjadi Transformational Leader di Forum Pascasarjana Unair

Khofifah Indar Parawansa di Forum Pascasarjana Unair
Sumber :
  • Istimewa

Surabaya, Viva Jatim-Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa mengatakan pentingnya menjadi transformational leader atau pemimpin transformatif di era yang penuh tantangan dan dinamika saat ini. Hal tersebut ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam forum Pascasarjana Unair bertajuk Deep Talks! Menjadi Kepala Daerah Idaman 2024 di Pascasarjana Unair, Sabtu, 14 September 2024.

Khofifah yang juga Ketua Umum IKA Unair mengatakan menciptakan transformasi dapat dilakukan jika pemimpin memiliki kemampuan untuk menemukan equilibrium dinamic di tengah dinamika yang ada di lingkungannya. Dengan terwujudnya keseimbangan baru itu, maka akan mampu menciptakan suasana transformatif yang kondusif dan produktif.

“Di setiap rapat bersama kepala OPD, saat bicara bersama kepala ormas-ormas atau forum yang mengundang saya, saya selalu mengajak mereka untuk menjadi transformational leader,” kata Khofifah.

Equilibrium dinamic dibutuhkan karena sekarang hidup penuh dengan tantangan. Dan itu butuh perspektif dan butuh daya rekat di antara semuanya agar timbul rasa saling memahami, saling percaya dan saling menghormati.

Lebih lanjut, Khofifah menjelaskan bahwa Equilibrium dinamic sangat dibutuhkan agar tercipta kerjasama yang harmoni dengan semua lini. Hal itu penting dibangun agar terjadi kesepahaman, persamaan persepsi, dan juga kesamaan visi.

Untuk mewujudkan itu, katanya, tidak bisa hanya dilakukan oleh satu orang saja. Melainkan pemimpin harus membentuk superteam.

“Tidak bisa kerja sendiri-sendiri, harus dibangun superteam. Misalnya di sektor pertanian ada superteam sendiri, kemudian di sektor peternakan ada sendiri. Dan seterusnya. Mereka harus sama-sama membangun kolaborasi yang substantif,” ujarnya.

Ketua Umum PP Muslimat NU ini mengeklaim bahwa selama memimpin Jawa Timur ia sering turun ke lapangan, bersama dengan para frontliner di sektor layanan publik. Ia mengecek bagaimana layanan publik dijalankan. Misalnya di layanan pajak kendaraan di Samsat maupun di kantor pelayanan perizinan dan investasi.

“Selalu saya mencoba untuk tanya mereka dan juga melihat data. Kan di sana juga ada indikator kepuasan layanan, apakah masyarakat puas atau tidak puas, tidak puasnya karena apa selalu saya lihat untuk perbaikan ke depan. Dan alhamdulillah di samsat kita indeks kepuasannya sampai 97 persen lebih,” tegas wanita yang juga mantan Menteri Sosial ini.

Tak hanya di bidang pajak kendaraan saja, Khofifah juga menerapkan kontrol yang sama di sektor layanan yang lain, seperti bidang perhubungan. Karena ia menegaskan bahwa untuk layanan jalan provinsi yang mengalami kerusakan, harus diselesaikan 1 kali 24 jam.

Menurut Khofifah hal itu menjadikan transformasi layanan publik yang cukup signifikan untuk mewujudkan kelayakan jalan yang berada di bawah kewenangan provinsi. Mengingat ada jalan nasional dan jalan kabupaten.

Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga Prof Badri Munir Sukoco menegaskan bahwa forum ini sengaja digagas karena di kampus ini terdapat mata kuliah kepemimpinan strategis. Secara rutin juga mengundang tokoh-tokoh pemimpin yang memang memiliki visi pemimpin transformatif.

Khofifah, menurut Prof Badri, sosok pemimpin yang layak berbicara forum ini. Karena Khofifah telah teruji kepemimpinannya. Khofifah pernah menjadi anggota DPR RI termuda di tahun 1992, Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan serta Gubernur Jawa Timur.

“Karena itu kami merasa bahwa mahasiswa pascasarjana perlu untuk mendapatkan insight bagaimana menjadi pemimpin seperti beliau,”imbuhnya.

Prof Badri menilai bahwa lima tahun kepemimpinan Khofifah sebagai Gubernur Jawa Timur mencatatkan jejak yang istimewa. Di bawah kepemimpinannya, Pemprov meraih 700 lebih penghargaan dan juga mendapatkan penghargaan dari Presiden.

“Beliau menjadi satu-satunya gubernur yang mendapatkan penghargaan dari Presiden. Dan itu sudah mencerminkan kinerja beliau yang sangat baik,” ujarnya.

Penghargaan yang dimaksud yaitu tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha yang diberikan pada Khofifah saat Peringatan Hari Otonomi Daerah (Otoda) XXVIII tahun 2024. Khofifah diketahui adalah satu-satunya gubernur di Indonesia yang mendapatkan penghargaan tersebut.

“Pemimpin transformatif adalah visi kami, beliau memberikan referensi bagi kami tentang bagaimana menjadi pemimpin yang memberikan dampak bagi organisasi yang beliau pimpin,” pungkasnya.