Situs Kumitir Mojokerto Kembali Dieskavasi, Ini Targetnya

Situs Kumitir Mojokerto kembali dieskavasi.
Sumber :
  • M Lutfi Hermansyah/Viva Jatim

Mojokerto, VIVA Jatim –Masih ingat temuan Situs Kumitir di Mojokerto, tepatnya di di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto? Situs yang diduga bekas istana Batara (Bhre) Wengker ini mulai diekskavasi kembali. 

Ekskavasi dilukakan oleh tim dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI Jatim mulai 17 September sampai 9 Oktober 2024. 3 hari pertama, tim lebih dulu membuat layout atau garis batas penggalian. Selanjutnya baru melangsungkan penggalian arkeologis

“Targetnya kami akan menampakkan bagian struktur yang sudah ada. Dari rekontruksi kami itu kan ada semacam talud (dinding) yang berdenah segi empat panjang membujur arah barat timur,” kata Ketua Tim Ekskavasi Situs Kumitir M Ichwan saat ditemuai di lokasi, Kamis, 19 September 2024. 

Situs Kumitir telah empat kali diekskavasi sejak 2019 hingga 2021. Pada penggalian keempat September 2021 silam, tim arkeolog berhasil menampakkan dua titik tapak gerbang istana Bhre Wengker. Struktur bata merah berdimensi 1,7 x 1,7 meter ini terpisah jarak 12 meter dan menghadap ke barat. 

Tahun 2024 ini, tim akan menggali di tiga titik. Yakni, dua titik di sisi selatan tapak gapura dan satu titik tepat di utara makam Mbah Sagu. Luasannya sekitar 500 meter persegi. 

“Dari lokasi itu berada di lahan yang telah dibebaskan BPK,” tandasnya. 

Ekskavasi lanjutan ini didanai oleh BPK Wilayah IX Jatim dengan melibatkan 25 orang tim teknis dan 25 tenaga pembantu. 

Situs Kumitir ditemukan pada 20 Juni 2019, kemudian mulai diekskavasi (digali) pada Oktober 2019. Ekskavasi berhasil menyingkap adanya struktur talud.

Lalu pada Agustus-September 2020, Situs Kumitir kembali diekskavasi, berangkat dari hipotesis keberadaan tempat pendharmaan untuk Mahesa Cempaka. 

Dari hasil ekskavasi tahap kedua, muncul interpretasi bahwa Situs Kumitir merupakan bekas bangunan istana Bhre Wengker. Interpretasi itu berdasarkan hasil ekskavasi tahap kedua yang dipadukan dengan keterangan naskah kuno, peta dan legenda zaman Belanda.

Istana Bhre Wengker yang ditemukan di Kumitir berfungsi sebagai tempat persinggahan saat hendak menghadap raja maupun saat bertugas di Kotaraja. 

Penguasa kerajaan Wengker bergelar Wijayarajasa tersebut adalah suami dari Rani Daha. Dia merupakan menantu pendiri Majapahit, Raden Wijaya, sekaligus paman dari Hayam Wuruk. Sebagai raja bawahan sekaligus kerabat bangsawan Majapahit, Bhre Wengker diyakini memiliki tempat persinggahan di lingkungan Kotaraja.

Ekskavasi tahap ketiga pada Maret 2021, kian memperkuat interpretasi sebelumnya, dimana Situs Kumitir sebagai jejak istana Bhre Wengker. 

Interpretasi Situs Kumitir sebagai jejak istana Bhre Wengker bukan hanya menambah deretan peninggalan Majapahit yang berhasil ditemukan. Selain koleksi arkeologis, penemuan istana bangsawan Majapahit di Kumitir juga membangkitkan gairah penelitian tentang sistem tata kota Kerajaan Majapahit.

Sketsa rekonstruksi Kotaraja Majapahit sebelumnya pernah disusun oleh Mclaine Pont dalam tiga buah peta rekonstruksi, pada 1924. Sesudah tahun-tahun itu, muncul peta rekonstruksi dari Stutterheim, Sketsa Pigeaud dan beberapa ahli ataupun sejarawan. 

Sketsa atau peta rekonstruksi Kotaraja Majapahit yang sudah muncul sejak 1924 hingga kini belum mencapai final. Pertentangan para ahli untuk menentukan posisi Kotaraja Majapahit, utamanya keberadaan Kedaton, masih kerap terjadi. 

Hasil analisis data empiris Situs Kumitir yang dipadukan dengan naskah Negarakertagama, bisa membantu merumuskan ulang interpretasi terkait Kotaraja Majapahit.  Nama Kumitir tersebut ada dalam naskah kuno Negarakertagama. 

Lalu kitab Pararaton juga menyebutkan Kumeper sebagai nama daerah di Majapahit. Dalam Negarakertagama Pupuh 12 dijelaskan ada istana menjulang ajaib di sisi timur Kotaraja Majapahit, berjejer dengan beberapa Puri atau istana bangsawan lainnya.

Istana yang dimaksud adalah bangunan yang ditemukan di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. 

Situs Kumitir layak disebut sebagai komplek istana karena dikelilingi dinding kokoh yang memiliki pintu gerbang, serta berada di lahan seluas 6 hektare. 

Dari perpaduan data empiris hasil ekskavasi dengan keterangan Negarakertagama, Situs Kumitir kemudian diinterpretasikan sebagai jejak istana Bhre Wengker.