Pemprov Jatim Sudah Gelontorkan Rp 1 Triliun untuk Beasiswa Ribuan Santri

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono di acara HUT Jatim ke-79.
Sumber :
  • Humas Pemprov Jatim

Adhy menambahkan, BPPDGS atau Bosda Madin memiliki sejumlah sasaran program. Diantaranya, untuk Santri atau Warga Belajar, untuk Siswa Madrasah Diniyah Takmiliyah Ula atau Wustho, dan untuk program kejar Paket A/B dan Paket A/B Pondok Pesantren.

Program tersebut juga menyasar untuk ustadz atau guru madrasah diniyah takmiliyah ula atau wustha dan guru swasta SD/MI/Salafiyah Ula/SMP/MTs/Salafiyah Wustho Swasta dan Guru SMP Satu Atap/MTs Satu Atap.

“Bosda Madin dilaksanakan juga bertujuan untuk meringankan serta mengurangi beban orang tua dalam membiayai pendidikan santri, warga belajar, juga siswa khususnya dari keluarga miskin di Provinsi Jawa Timur untuk memperoleh pendidikan,” tegas Adhy.

Hal ini merupakan wujud implementasi bahwa Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara. Khususnya yang berusia 7-15 tahun sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

“Kita juga memperhatikan kesejahteraan guru. Kita ada alokasi khusus honorarium kinerja yang kita berikan pada Kepala Sekolah, Guru Paud, TK, SD dan SMP non PNS se Jawa Timur. Angkanya sebesar Rp. 19.368.000.000 se tahun,” tandas Adhy.

Tak hanya itu, sebagai perhatian untuk guru madrasah diniyah, Pemprov Jatim telah memberikan beasiswa S1, S2 dan S3 sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM lulusan pesantren.

Program ini telah dilaksanakan sejak 2019-2024, dan total ada sebanyak 5.683 penerima manfaat beasiswa S1, S2 dan S3 dari Pemprov Jatim, yang semuanya adalah santri dan guru madrasah diniyah di Jatim.