DSA Pacitan Kembangkan Pinang, Target Ekspor ke China 30 Kontiner per Bulan

Petani Pinang DSA Pacitan target ekspor ke China.
Sumber :
  • Dok. DSA Pacitan

Pacitan, VIVA JatimDesa Sejahtera Astra (DSA) Pacitan selain kekayaan alam menyuguhkan pantai yang indah, juga menyimpan potensi perkebunan menjanjikan. Dalam waktu tidak lama lagi, DSA Pacitan bakal menyuplai pinang setengah matang ke China.

Tak tanggung-tanggung, jumlah permintaannya adalah 30 kontainer bakal menjadi langkah awal kemajuan.

Hal tersebut berangkat setelah Astra mendukung Kementerian Perdagangan Republik Indonesia untuk menampilkan Paviliun Indonesia dalam perhelatan The 21st China ASEAN Expo (CAEXPO) 2024 di Nanning International Convention Exhibition Center (NICEC) Nanning Guangxi, Tiongkok, pada 24 – 28 September 2024 silam.

Salah satu fasilitator DSA Pacitan, Slamet Riyanto menerangkan bahwa binaannya telah menanam Pohon Pinang sebanyak 100.000 batang Dimana target tahun depan sudah mulai bisa panen untuk memenuhi permintaan negara sebutan Tiongkok ini.

"Insyaallah kita berdoa panen, karena investasinya juga sudah luar biasa. Saya sudah tanda tangan dengan GZLI Guangzo Limited Company, dia minta 30 kontainer per bulan untuk pinang. Lumayan banyak," ujar Slamet Riyanto saat dikonfirmasi VIVA Jatim, Senin, 4 November 2024. 

Ditanya memilih Pacitan, karena memiliki ketinggian MDPL yang paling bagus 300 keatas tetapi tidak lebih dari 800 M DPL. Lalu, selain Pacitan juga Trenggalek, yang masih satu kawasan telah tertanam20 ribuan batang di Desa Dongko dan Desa Siki Kecamatan Dongko, Trenggalek.

Alasan memilih setengah matang atau sudah diproses, Slamet beralasan karena kalau pinang basahyang untung hanya di tingkat petani, tidak bisa menyerap tenaga kerja. Oleh sebab itu, ia mempunyai ide untuk setengah proses idari dari pihak GZLI menyetujui.

"Setelah dikeringkan baru kita kirim ke sana dalam bentuk kering, tetapi masuk juga beserta sabut-sabutnya," jelasnya. 

Melalui ini, DSA Pacitan sudah melangkah lebi maju. Slamet mengaku selama ini telah dipermainkan oleh para pemain-pemain besar, sehingga hanya menguntungkan segelintir orang di dalamnya.

"Mereka tidak pernah memikirkan pemberdayaan hanya cuan only. Karena kita dibiayai oleh Astra, maka kita akan berbagi dengan pemberdayaannya ada, sosionya juga. Tapi seara keuntungan perusahaan bisa existing," ulasnya.

Ia mengaku kelak memang benar bisa berjalan budidaya dari masyarakat, sebab rencana memang benar-benar bagus secara pasar dan secara proses bisa  meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

"Sudah tahu nih pasar dan cara prosesnya, tetapi untuk mengedukasi masyarakat untuk tiba-tiba menanam itu susah banget. Tidak segampang maka ada pertanyaan apakah laku, apakah tidak rugi ketika menanam," papanya. 

Ia menegaskan bahwa pinang tersebut ketika sudah besar bisa 1 bulan panen. Bahkan apabila sudah produktif, pinang setiap 26 hari panen bisa dipetik. "Itu malah kalau benar-benar real. Itu bisa menjadi meningkatkan masyarakat luar biasa," akuinya. 

Slamet menambahkan lahan pinang di Trenggalek masih dalam tahap ujicoba awal ia menamakan demplot seluas 2 sampai 3 hektar. Untuk wilayah Trenggalek terlalu banyak dan hampir bersama dengan satu musim dengan Pacitan.

Dirinya mengisahkan dahulu belum mengetahui sempat beli benih yang sudah tumbuh 30 cm, namun sampai di Pacitan patah sehingga merugi tak terelakkan. Akhirnya, mengguanakan demplot langsung dirawat sampai bisa tumbuh.

"Itu pun juga hanya maksimal 60 sampai 70% yang tumbuh bagus. Sementara untuk jenisnya yang dari Jambi Ini jenisnya adalah Pinang Betara, Pinang Wangi dari Padang Sumatera Barat, serta pinang ketiga dari Riau lupa saya, khusus dipanen muda itu kena nya kecil-kecil memang khususnya bahan baku permen di China," ulasnya.

Alasan China yang dituju, Slamet menerangkan pertama Tiongkok adalah kekuatan ekonomi sebanding dengan Rusia bahkan Amerika. Kedua, China memiliki populasi penduduk yang luar biasa, dan ketiga negara unui pintar secara teknoogi.

DSA Pacitan menginginkan transformasi teknologi, bukan hanya gelondogan. Sebab jika hanya bahan mentah, Slamet beranggapan Indonesia akan diinjak-injak dan hanya menjadi penonton di negeri sendiri ketika tidak bisa menggandeng China seara proporsional

Ia awalnya terkendala denganregulasi dari China dengan memberlakukan perizinan khusus agar barang dari negara lain terverifikasi. Yakni sejak 2023 menerapkan GACC, yakni karantinan untuk bahan makanan harus ada izin khusus dari Pemerintah China untuk masuk ke China. 

"Itu kenapa saya membuat perusahaan disana, untuk menjembatani yang namanya GACC itu agar pemerintah China percaya bahwa produk kita sudah layak untuk konsumsi," paparnya.

Dirinya melanjutkan selain China, untuk pasar medium seperti India dan Pakistan tetap akan terlayani. Namun lebih fokus lebih ke Pasar China lantaran semua produk bisa diterima, berbeda dengan Pakistan dan India yang hanya masuk komoditas rempah-rempah

"Tapi kalau china all produk apapun dimakan oleh mereka itu yang saya petakan saya harap makanya DSA DSA banayk yang saya bawa termasyuk produkbnya mereka satu pintu untuktembus ke sana dengan pasar luas dengan regulasi yang sabgat ketat yang mungki di bawah eropa tapi kita bisa makan produk2 kita kesana," tandasnya.