Konfercab GP Ansor Nganjuk Ricuh, Isu Intervensi dan Manipulasi Tatib Picu Deadlock
- Hafidz Yusuf/Viva Jatim
Selain itu, lanjut MD, proses pengesahan tata tertib (tatib) konferensi juga menjadi sorotan. Tatib disahkan tanpa pembahasan, dengan dalih telah dibahas sebelumnya dalam prakonferensi di kantor PCNU Nganjuk. Namun, peserta konferensi menolak hal ini karena prakonferensi dianggap bukan bagian resmi dari konferensi.
Ia juga menyayangkan sikap pimpinan sidang pleno yang dipimpin oleh Sekretaris PC GP Ansor Nganjuk Yadianto, yang mengabaikan berbagai interupsi dari peserta.
MD menyebut bahwa rancangan tatib dibuat sedemikian rupa sehingga melanggar ketentuan Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD-PRT) Ansor serta aturan organisasi lainnya.
Ketegangan memuncak ketika dalam draft tatib muncul aturan bahwa calon yang mendapat rekomendasi 50+1 persen dianggap sah menjadi ketua, meskipun aturan organisasi menyebut aklamasi hanya dapat dilakukan jika hanya ada satu calon yang sah.
“Pimpinan sidang dari PW Ansor Jatim langsung menetapkan pemenang tanpa mempertimbangkan usulan dan interupsi peserta, padahal pembahasan tata tertib belum selesai. Hal ini memicu kemarahan peserta hingga sidang menjadi tidak terkendali,” jelas MD.
Situasi yang tak terkendali tersebut akhirnya membuat pimpinan sidang memutuskan konferensi berakhir deadlock. MD mengajak seluruh kader Ansor untuk mentaati peraturan organisasi guna menjaga marwah GP Ansor.
“Kita tunggu sikap dari PP Ansor. Jika ada penetapan ketua yang tidak sesuai aturan, kita siap melakukan banding,” tegas MD.