Tak Cocok MBG, 20 Anak Inklusi Tulungagung Makan Bekal Sendiri

Anak TK Al Azhaar menerima Program MBG.
Sumber :
  • Madchan Jazuli/Viva Jatim

Tulungagung, VIVA Jatim –Puluhan anak inklusi atau berkebutuhan khusus tak cocok dengan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di TK Islam Al Azhaar Tulungagung. Akhirnya, mereka memakan bekal yang sehari-hari telah dibawa dari rumah masing-masing.

Kepala TK Islam Al Azhaar Siti Sholehah mengungkapkan bahwa total keseluruhan peserta didik ada 200an siswa. Namun 20an siswa inklusi yang sengaja tak diberikan MBG, lantaran menu tidak cocok dengan kondisi siswa.

Pihak sekolah mengaku anak berkebutuhan khusus sebenarnya mendapat jatah. Namun tidak dibagikan karena mempunyai program diet dan pantangan yang harus dilakukan dalam segi makanan.

"Tadi kami perlu konfirmasi ulang kepada wali murid apakah menu yang ada hari ini aman atau tidak. Jadi untuk sementara untuk yang anak inklusi belum kami bagikan," ujar Siti Sholehah, Senin, 6 Januari 2025.

Sholehah menerangkan menu ayam goreng, oseng wortel dan buncis di hari pertama MBG ini ada yang cocok ada yang tidak cocok. Pasalnya, tidak sama dari 20 anak mempunyai pantangan yang berbeda-beda.

"Jadi kami pihak sekolah tidak berani memberikan karena dari 20 anak beda ada yabg tidak boleh ini, tidak boleh itu," ulasnya.

Kedua puluh lebih anak inklusi ini tidak dalam satu kelas, yakni menyebar di beberapa kelas. Untuk makan, mereka sudah membawa bekal membawa dari rumah sendiri. Karena sesuai dengan kebutuhan masing-masing sesuai pantangan yang tidak boleh untuk dimakan.

"Ada tidak dibagikan, kan sudah membawa bekal. Kalau siswa lain yang lain tidak membawa bekal. Sedangkan sebelum MBG, kita juga sudah ada program yang disediakan sesuai include SPP Bulanan," tambahnya.

Senada, Kepala BPOM Kediri, Gidion belum bisa memberikan jawaban, karena ini merupakan wewenang dari Badan Gizi Nasional (BGN). Pihaknya hanya memastikan kandungan makanan di dalam program ini benar-benar sesuai standar dan aman serta sehat dikonsumsi.

"Mungkin kalau menunya (anak inklusi) nanti dari BGN yang lebih faham. Terkait itu kita akan uji ya tetap seperti yang ada di pedoman kita. Jadi kalau makanan ini ujinya apa-apa saja," jelas Gidion.

BPOM Kediri secara sampling akan mengecek satu paket makanan per paket yang akan didistribusikan. Selain menjaga keamanan dan kesehatan, juga untuk mengetahui tingkat gizi yang diberikan.