Langkah Strategis PBNU Wujudkan Indonesia Pusat Keuangan Syariah Dunia

Surabaya, VIVA Jatim – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menegaskan komitmennya dalam mendorong Indonesia menjadi pusat keuangan syariah global. Melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nahdlatul Ulama (BAPPENU), PBNU menyelenggarakan strategic meeting bertajuk “Investasi Syariah di Indonesia: Memperkuat Ekosistem dan Membuka Jalan bagi Keuangan Islam Global” di kantor pusat PBNU, Jakarta.
Pertemuan tingkat tinggi yang digelar selama dua hari ini mempertemukan para pemangku kepentingan strategis, mulai dari lembaga pemerintah, regulator keuangan, hingga pelaku industri syariah. Forum ini bertujuan membangun kerangka investasi syariah yang kokoh—berbasis kepercayaan publik, modal moral, dan transformasi sektor riil—dengan posisi Indonesia sebagai pemimpin dalam tatanan keuangan Islam global.
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menyoroti pentingnya kolaborasi dengan entitas syariah global seperti Harvest Syariah Fund. Menurutnya, kerja sama ini memiliki potensi besar untuk menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat, khususnya melalui jaringan NU yang menjangkau hingga ke akar rumput di pelosok desa.
“Kerja sama ini bukan hanya skala nasional. Ini bisa menjadi bagian dari gerakan global pembangunan berbasis syariah. NU punya infrastruktur sosial yang kuat hingga ke desa, dan itu adalah kekuatan riil,” ujar Gus Yahya dalam konferensi pers, Kamis, 12 Juni 2025.
Dengan keahlian dan koneksi internasional yang dimiliki Harvest Fund, kerja sama ini diyakini dapat menjangkau sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan bahkan otomotif, melalui jejaring pesantren dan madrasah di bawah naungan NU.
Fokus Awal: Sistem Investasi Syariah yang Inklusif
Langkah awal kolaborasi ini adalah membangun sistem pendanaan dan investasi bisnis yang sesuai prinsip syariah. PBNU menyatakan tekadnya untuk mengintegrasikan legitimasi sosial yang dimiliki NU dengan kekuatan kelembagaan negara guna: