Buntut Rombongan PSHT Serang Permukiman Warga di Mojokerto, Tiga Korban Lapor Polisi
- Viva Jatim/M Lutfi Hermansyah
"Saya kira yang melakukan (penyerangan) adalah oknum. Jika meminta perdamaian dari kita pasti diterima sebagi sesama manusia. Tapi proses hukum tetap berjalan," ungkapnya.
Sementara, warga yang menjadi Korban, Andi Setiawan menceritakan detik-detik penyerangan rombongan PSHT di lingkungannya, Sinoman Gang 5. Saat itu, ia dan istrinya sedang duduk diteras rumah. Ia mendengar suara geberan sepeda motor dan kembang api dari luar gang, namun tidak beranjak keluar karena menganggap itu hanya sekedar konvoi anak muda.
Namun, ia kemudian dikagetkan dengan suara teriakan seorang perempuan. Dilihatnya, rombongan PSHT yang diperkirakan berjumlah ratusan telah masuk ke dalam pemukiman dan melampari batu ke arah sejumlah anggota Pagar Nusa dan rumah warga.
"Saya lihat sudah saling lempar batu, tidak ada seorang laki-laki orang kampung disitu. Sehingga saya ke tengah poerempatan, saya minta mereka berhenti," ujar Andi.
Permintaan Andi tak diindahkan, rombongan PSHT dengan baju serba hitam itu tetap merangsak masuk hingga ke teras-teras rumah warga.
Disi lain, Istri Andi, Inces Tus Ikawati juga sempat mengimbau rombongan agar tidak membuat onar di lingkungannya. Lagi-lagi imbau tersebut tak digubris. Bahkan Inces sempat mendapatkan umpatan dan pukulan.
"Istri saya dipisui (terkena umpatan) dan dipukul. Lalu saya lerai dan saya pegang kaosnya anak yang misui istri saya. Saat itu ada warga lain tapi posisinya jauh," terang Andi.