Dibina PMO Kopi Nusantara, Petani Kopi Arabika Ijen di Bondowoso Sumringah Hasilnya Meningkat

Petani Kopi Arabika Ijen di Bondowoso
Sumber :
  • Hadi Muhammad/Viva Jatim

“Pembungaan kemarin itu sangat bagus, namun tiba - tiba diserang hujan. Akhirnya, banyak bunga yang rontok dan produktivitas tidak terlalu optimal meskipun naik dari tahun sebelumnya,” jelasnya. 

Peningkatan produktivitas petani kopi di kawasan Ijen ini juga diiringi dengan peningkatan harga jual. Di pertengahan Juni, petani bisa mendapatkan harga hingga di atas Rp16.000 per kilogram gelondong ceri kopi. Selain dijual dalam bentuk ceri, petani juga bisa mengolah buah ceri kopi mereka ke Pabrik Kopi Kebun Blawan milik PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). Pabrik ini memang didedikasikan oleh Tim PMO Kopi Nusantara wilayah Jawa Timur untuk memberikan nilai tambah bagi petani di Kawasan Ijen.

Ibrahim, ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sukorejo Makmur juga merasakan manfaat  Program Makmur Kopi ini. 

“Programnya positif, ada peningkatan produktivitas dan harga,” tambah dia. Ibrahim menilai kenaikan harga buah ceri kopi mampu meningkatkan taraf perekonomian para petani kopi anggotanya. 

Sementara itu, Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro mengapresiasi pencapaian kinerja pembinaan Program Makmur Kopi di wilayah Jawa Timur ini. Dwi mengatakan keberhasilan ini akan diperluas di wilayah lainnya. 

“Sesuai dengan rencana tim kami di Jawa Timur, program pendampingan ini akan diperluas di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember dengan target 2.300 hektar lahan petani rakyat. Kita ingin menyambungkan ekosistem dari hulu ke hilir agar produktivitas dan kualitas meningkat. Kalau kualitas naik, tentu harganya akan naik. Ini yang menjadi concern dari PMO Kopi Nusantara,” tambah Dwi Sutoro, Direktur Pemasaran PTPN Group.

Keinginan meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi, kata dia, untuk menunjang kemampuan Indonesia  dalam meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global.