Momen Anwar Sadad Pacu Adrenalin Arung Jeram di Pekalen Rafting Probolinggo

Anwar Sadad mencoba sensasi arung jeram di Pekalen Rafting Probolinggo
Sumber :
  • A Toriq A/Viva Jatim

Probolinggo, VIVA Jatim – Di tengah kesibukan dan padatnya aktivitas sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Anwar Sadad masih menyempatkan diri bersama keluarga dan para staf untuk melepas penat di libur akhir pekan. Ia memilih memacu adrenalin dengan mencoba sensasi arung jeram atau rafting di Sungai Pekalen, Probolinggo.

"Saya mengajak keluarga dan staf-staf dapil untuk mencoba Pekalen Rafting," kata Anwar Sadad kepada Viva Jatim, Minggu kemarin, 16 Juli 2023.

Tidak asal pilih lokasi, Sadad memikirkan betul tempat mana yang menarik untuk ia kunjungi. Ia pun menjatuhkan pilihan ke wisata arung jeram yang terletak di Kecamatan Tiris, tepatnya di kaki pegunungan Argopuro, sungai Pekalen Kabupaten Probolinggo.

Memang tak salah pilih, sensasi arum jeram di kaki pegunungan Argopuro memang bukan bualan semata. Pengunjung disuguhkan rute yang eksotis yang menambah sensasi naik turun adrenalin. Pengunjung akan bertemu dengan tiga air terjun yang menawan, yang salah satunya masyhur dengan sebutan air terjun Tirai Bidadari.

Menurut Sadad, wisata arung jeram di sungai Pekalen ini cukup menguras tenaganya. Ia mengaku lumayan tegang ketika dihadapkan dengan aliran sungai yang deras menurun, ditambah dengan batuan cadas di tengah aliran sungai seakan-akan mau menghimpitnya. Terus terang, kondisi itu ia akui sangat memacu adrenalinya.

Selesai berdebar-debar ria, Sadad pun memperhatikan kondisi lokasi wisata. Termasuk jumlah pengungjung yang pada saat itu cukup ramai. Ada lebih dari 200 wisatawan bahkan datang dari mancanegara seperti Malaysia dan Singapura.

"Saya berbincang cukup lama dengan Imam Santoso, owner Pekalen Rafting, berkisah tentang dampak pandemi covid 19. Alhamdulillah, pariwisata sudah mulai menggeliat lagi," tutur Sadad.

Sadad menyebut secara potensi, sungai Pekalen sudah sangat luar biasa. Hanya saja selalu ada kendala yang klise, yaitu infrastruktur.

Akses menuju rute start wisata ini harus ditempuh dengan berjalan kaki, lumayan jauh sekitar 1 kilometer, di jalanan yang diplester seadanya, bahkan ada yang berupa tanah berdebu.

Demikian pula kendaraan untuk mengangkut tamu menuju titik drop off di area start juga berupa pikap bak terbuka.

Akan tetapi, imbuh Sadad, di tengah keterbatasan sarana jalan dan infrastuktur, semangat pengelola wisata alam ini patut diacungi jempol. Apalagi tenaga terampil, anak-anak muda yang menjadi guide sangat handal menghadapi derasnya arus sungai Pekalen, mengendalikan perahu boat dengan lihai.

“Wisata alam ini perlu didukung oleh Pemerintah, terutama dengan menyediakan infrastruktur yang memadai. Di samping karena market sudah terbentuk, juga telah memberikan ruang anak-anak muda berkreasi secara produktif,” tandas Sadad.