Miris, 40 Ribu Penduduk Tulungagung Menganggur

Suasana pencari kerja di Job Fair.
Sumber :
  • Viva Jatim/Madchan Jazuli

Tulungagung, VIVA JatimLapangan pekerjaan masih menjadi buruan orang untuk mendapatkan penghasilan. Jumlah angka pengangguran di usia angkatan kerja di Tulungagung mencapai 40 ribu orang.

Statistisi Muda Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tulungagung, Suci Handayati menjelaskan data tentang pengangguran pengangguran terbuka (TPT)  untuk 2022 mencapai 6,65 persen. Jumlah tersebut  mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, bahkan tahun Covid-19. 

"Sudah kami laporkan ke Bupati dan kami rilis berita statistiknya yang dihasilkan dari 2022. Kalau dinominalkan itu 40.148 orang (pengangguran) dari jumlah penduduk usia kerja," ujar Suci Handayati, ditemui di kantor BPS Tulungagung, Kamis, 10 Agustus 2023.

Menurutnya, pada 2022 tersebut angka pengangguran cukup tinggi, ada hampir 2 persen poin kenaikan dibanding sebelumnya. Di tahun 2021 masih diangka 29,6 ribu jiwa yang menganggur.

Suci menambahkan pengangguran dan kemiskinan memiliki korelasi. Akan tetapi ada banyak hal yang harus diperhatikan terhadap fenomena apa yang sedang terjadi di masyarakat.

"Kebijakan apa yang bisa mempengaruhi kemiskinan dan pengangguran, itu yang kita perhatikan. Meskipun teori ada korelasinya," bebernya.

Perempuan yang sebelumnya bertugas di BPS Mojokerto ini mengaku, temuan peningkatan angka pengangguran ini sebagai bahan apakah yang menjadi pengaruh. Dari penelusuran responden, melalui data dan survei angkata kerja, ternyata bahwa efek dari pandemi masih cukup tinggi hingga saat ini.

"Efek pandemi bisa berpengaruh pada rumah tangga, usaha, mungkin saat pandemi usah-usaha masih bertahan.

Tapi yang sekarang mungkin perusahaan besar masih melakukan pemutusan hubungan kerja efisiensi produksi," jelasnya.

Ia menerka-nerka segala kemungkinan tingginya pengangguran juga ada di sektor pertanian. Warga Tulungagung mayoritas pekerja di sektor pertanian dengan efek iklim kekeringan, banjir atau hama bisa mempengaruhi pengangguran.

Termasuk fenomena bisa terjadi saat Tulungagung sebagai kantong migran ke luar negeri terhambat. Suci juga menyebutkan bisa juga terjadi ketika subsidi maupun suntikan dana atau kemudahan dari sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang belum kuat.

"Misalnya suntikan modal kemudahan syarat masih kurang, sehingga mereka bila tidak dapat berangkat ke luar negeri bisa membuka usaha di daerah masing-masing dengan kemudahan treatmen perpajakan izin dan lain sebagainya," jelasnya.

BPS Tulungagung mengungkapkan pengangguran dari sisi gender, pengangguran perempuan lebih tinggi, dibanding laki-laki. Hampir 2 sampai 3 kali lipat pengangguran berasal dari perempuan.

Namun, saat pandemi berlangsung, pihaknya mencatat jarak pengangguran perempuan dengan laki-laki hampir sama. Pasalnya, perempuan ketika suaminya gagal berangkat ke luar negeri ikut membantu bekerja maupun membuka usaha kecil-kecilan.

"Untuk 2021 saya pernah melihat jarak angka pengangguran perempuan dan laki laki itu menipis," tandasnya.