Gerombolan Pesilat Diduga Serang Warga dan Jarah Warkop di Mojokerto Usai Unras, Dua Orang Terluka

- Viva Jatim/Luthfi Hermansyah
Sementara, Hari Sucipto, selaku Kepala Cabang perguruan silat di Mojokerto itu mengaku telah mendengar informasi dugaan penyerangan tersebut sepulang dari Polres Mojokerto. Namun, ia tidak mengetahui secara jelas kronologinya.
"Kebenarannya tidak tahu, saya tidak ditempat. Baru jam 01.30 WIB saya dirumah mendapat berita itu (penyerangan) , itupun dari telepon," katanya kepada wartawan.
Meski begitu, jika informasi penyerangan oleh oknum pesilat itu benar, dirinya menegaskan akan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
"Saya serahkan ke pak kasat intel dan lainnya kalau memang adik-adik saya salah, monggo diproses hukum," tegasnya.
Dalam aksi unras ini, ratusan warga silat itu menuntut agar kepolisian segera mengusut tuntas kasus penganiayaan rekan mereka di Kecamatan Kuterejo, Kabupaten Mojokerto pada Sabtu, 21 Oktober 2023 lalu. Saat itu 3 anggota PSHT tiba-tiba diserang sekelompok orang tidak dikenal. Dua sepeda motor mereka dirusak dan tas berisi uang dan buku materi dirampas.
Namun ternyata, aksi unras dipicu oleh berita hoax yang menyebut pihak kepolisian tidak menangani kasus tersebut. Kabar hoax tersebut beredar melalui pesan WhatsApp di kalangan mereka. Padahal, sore harinya Pengurus Cabang beserta Pengurus Ranting telah dipanggil ke Polres untuk rapat membahas perkembangan penanganan kasus tersebut.
"Kita diundang pak Kapolres bersama ketua ranting dan pengurus cabang. Beliau komitmen untuk menyelesaikan. Kita diberikan rekaman CCTV, tp memang pelaku tidak jelas. Saya tidak mengada-mengada, Kasat Intel dan Kasat Reskrim, beliau sudah mengadakan penyelidikan, pengajaran," ungkapnya.