Vinda, Doktoral Muda ITS Asal Trenggalek Sempat Magang di Laboratorium Jepang
- Madchan Jazuli/Viva Jatim
Saat di Jepang juga menerima pengumuman bahwa karya tulis ilmiahnya diterima pada jurnal Internasional. Sehingga langsung mendaftra ujian pada akhir Mei dan berencana sidang disertasi setelah pulang dari Jepang bulan Juni.
Namun perjuangan tidak sampai disitu, dari awal mendaftar sidang bulan Mei sampai Agustus masih belum menemukan jadwal dosen pembimbing dan penguji yang sesuai. Sehingga ibu yang mengurus administrasi menginformasikan ke dirinya bahwa kemungkinan tidak dapat lulus tahun ini.
Sidang dijadwalkan pada tanggal 21 Agustus yang mana sudah terlewat dari tanggal data wisudawan yang harus masuk. Meskipun begitu, perempuan berusia 27 tahun ini tetap berdoa. Semoga dirinya masih bisa mengikuti wisuda pada bulan September 2023.
"Alhamdulillah seperti sebuah keajaiban, saya dan teman-teman yang lain diusulkan untuk mengikuti yudisium susulan sehingga dapat wisuda bulan September. Alhamdulillah juga saya dapat lulus dengan predikat Cumlaude, sesuatu yang saya impikan juga sejak S1," kenangnya.
Vinda mengaku, semua ini berkat dukungan dari keluarga kecil mulai suami dan anak, bapak dan ibunya. Lalu, adik-adik, kakak, dosen pembimbing yang sangat mendukung dan membantu. Tidak lupa Vinda juga berterimakasih dengan Bulek dan Paklik saya yang telah membantu dan mengantarkan saya untuk tes dan seterusnya.
Disinggung setelah lulus, ia ingin menjadi peneliti di Indonesia dibawah Lembaga penelitian BRIN. Karena memang sudah banyak lulusan beasiswa PMDSU ini yang menjadi peneliti. Ia memilih menjadi peneliti dan bukan dosen, melainkan merasa senang ketika melakukan penelitian-penelitian di laboratorium dan menciptakan karya-karya untuk kemajuan Indonesia.
Selain itu, ia juga bercita-cita setelah menjadi peneliti BRIN untuk ikut postdoctoral di negara lain. Postdoctoral adalah program penelitian di Laboratorium luar negeri. Dengan mengikuti ini, semoga ia bisa membalas juga jasa masyarakat Indonesia yang telah secara tidak langsung membantu kuliah dari jenjang S1 sampai S3.
"Saya juga sangat berterimakasih kepada pemerintah Indonesia dan tidak akan pernah lupa dengan jasa-jasanya," tandasnya.