Politisasi Sepakbola dan Batalnya Piala Dunia U-20 di Indonesia

Selebrasi Timnas Indonesia U-20
Sumber :
  • Viva

Jatim – Para penggemar sepakbola tentu dikecewakan dengan keputusan FIFA yang membatalkan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Apalagi, keputusan itu diambil saat perhelatan akbar itu tinggal dua bulan lagi.

Gresik United Tak Silau Rekor Persibo, Target Menang Tanding Perdana di Markas Sendiri

Tepat sebelum FIFA resmi memutuskan pembuatan tuan rumah itu, sempat ramai di media sosial penolakan terhadap Timnas Israel datang dan bertanding di Indonesia. Penolakan itu secara lantang disuarakan oleh sejumlah pihak, mulai politisi, organisasi masyarakat.

Dari pihak politisi, dua tokoh yang gencar menyuarakan penolakan adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster. Kemudian dari partai politik ada PDIP, PKS, PAN dan ormas KNPI, GNPF, Alumni PA 212 serta lainnya.

Raih Hasil Seri Kontra Deltras Sidoarjo, Pelatih Gresik United Mengundurkan Diri

Pemerhati sepakbola, Kiai A Dardiri Zubairi mengatakan bahwa penolakan terhadap Israel itu dimotori oleh para politisi. Ia menduga erat kaitannya dengan kepentingan kontestasi Pemilu 2024 mendatang. Sebagian lagi dipicu karena faktor ideologis.

"Boleh kita ngomong bahwa FIFA tidak fair. FIFA juga mempolitisasi sepak bola. Rusia dibanned, Israel yang tiap hari melakukan teror dan kekerasan terhadap penduduk Palestina tidak. Tapi bagaimanapun FIFA punya aturan sendiri. Dan ini harus ditaati oleh anggota FIFA, dimana Indonesia termasuk di dalamnya," kata Kiai Dardiri, sapaan akrabnya, dalam status Facebooknya, dikutip Jumat, 31 Maret 2023.

Tolak Main di Indonesia, Timnas Bahrain Disebut Jadi Pengecut

"Apalagi di medsos rame bahwa para Gubernur di daerah yang ditempati piala dunia telah menandatangani MOU dengan FIFA. Jadi wajar jika FIFA marah," tambah pegiat Barisan Ajaga Tana Ajaga Na'poto (BATAN) itu.

Menurut Kiai Dardiri, para politisi justru memanfaatkan momentum polemik penolakan Israel untuk menaikkan elektabilitas politiknya menjelang Pemilu 2024. Ia pun menilai, bahwa dunia politik di tanah air berada dalam kondisi yang memperihatinkan.

Halaman Selanjutnya
img_title